Tesis
Energi dan Modal Sosial: Apakah Akses Listrik Mengikis Kohesi Sosial Melalui Paparan Media?
Selama beberapa dekade terakhir, pembangunan di Indonesia cenderung berfokus pada
pertumbuhan ekonomi melalui perluasan infrastruktur fisik, termasuk sektor energi.
Elektrifikasi dipandang sebagai salah satu pilar penting dalam menunjang aktivitas
ekonomi dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Namun, pendekatan pembangunan
yang terlalu berorientasi pada indikator ekonomi makro seperti Produk Domestik Bruto
(PDB) seringkali mengabaikan dimensi sosial yang bersifat non-material. Modal sosial,
sebagai bentuk kesejahteraan yang berfokus pada manusia dan perilakunya, telah diakui
sebagai komponen penting dalam pembangunan karena berkaitan dengan jaringan sosial,
kepercayaan, dan partisipasi kolektif yang mendukung kohesi sosial. Meskipun sejumlah
studi telah mengkaji dampak elektrifikasi terhadap aspek ekonomi, kajian mengenai
pengaruhnya terhadap modal sosial masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menguji secara empiris dampak akses listrik terhadap modal sosial di
Indonesia dengan menekankan pada tiga dimensi utama: kepercayaan, partisipasi sosial,
dan toleransi. Studi ini menggunakan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan
(SPTK) 2021 dan menerapkan pendekatan Instrumental Variable (IV) untuk mengatasi
masalah endogenitas dalam penempatan infrastruktur listrik. Untuk mengidentifikasi
mekanisme pengaruhnya, penelitian ini juga menggunakan pendekatan causal mediation
analysis dengan akses informasi melalui internet sebagai saluran mediasi. Indeks modal
sosial dibangun dengan menggunakan metode Item Response Theory–Graded Response
Model (IRT-GRM) yang sesuai untuk data ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
meskipun secara deskriptif elektrifikasi berkorelasi positif dengan modal sosial, hasil
estimasi kausal justru menunjukkan bahwa akses listrik secara signifikan menurunkan
modal sosial secara agregat maupun dalam tiap dimensinya. Penurunan ini sebagian besar
dimediasi oleh meningkatnya konsumsi informasi melalui akses internet. Dampak negatif
tersebut paling kuat terjadi pada kelompok rentan seperti perempuan dan individu bukan
kepala rumah tangga. Selain itu, dampak sosial dari elektrifikasi juga sangat dipengaruhi
oleh konteks lokal. Komunitas yang tidak memiliki riwayat konflik atau memiliki
jaringan sosial yang kuat sebelumnya justru tampak lebih rentan mengalami penurunan
kepercayaan dan partisipasi sosial. Sementara itu, di daerah yang pernah mengalami
konflik atau memiliki keragaman etnis tinggi, elektrifikasi cenderung memperkuat batas-
batas sosial yang sudah ada dan membatasi kohesi antar kelompok. Temuan ini
menegaskan pentingnya mengintegrasikan pembangunan infrastruktur dengan kebijakan
sosial yang inklusif, seperti program literasi internet berbasis komunitas, promosi konten
daring yang prososial dan toleran, serta penguatan kapasitas kelembagaan lokal agar
transformasi digital yang didorong oleh elektrifikasi tidak menggerus kohesi sosial.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 127/25 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok: Program Studi Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia 2025 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Social capital Instrumental variable Internet access Electricity access Causal mediation analysis |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | ix, 101 p. : il. ; 30 cm. |
Info Detail Spesifik | Tesis |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |