Disertasi
Pengaruh Arahan Strategis dan Kompetisi terhadap Agility and Kinerja Studi kasus pada Boundary Spanners
Studi ini mengeksplorasi faktor apa yang membentuk kelincahan (agility) organisasi dan
individu untuk mencapai kinerja. Para penulis berasumsi bahwa kejelasan arah strategis
(faktor internal) dan persaingan (faktor eksternal) membentuk kelincahan dan kinerja.
Konteks penelitian ini melibatkan petugas bank sebagai boundary spanners yang
menangani bisnis agen bank dalam program inklusi keuangan di Indonesia. Agen bank
adalah salah satu pelaku penting untuk mencapai inklusi keuangan. Temuan penelitian
ini menegaskan bahwa kejelasan arah strategis oleh para pucuk pimpinan di kantor pusat
berdampak positif pada pembelajaran organisasi cabang, dan pembelajaran organisasi
cabang berdampak positif pada kelincahan organisasi. Kelincahan organisasi kemudian
berdampak positif pada kelincahan perentang batas (boundary spanners), yang
selanjutnya berdampak pada kinerja. Hal ini menyoroti pentingnya arah strategis yang
jelas dalam memfasilitasi budaya belajar di lingkungan cabang atau kelompok,
menerapkan budaya berbagi pengetahuan, dan meningkatkan keterbukaan pikiran di
antara karyawan. Temuan ini juga menggarisbawahi pentingnya kejelasan strategis
dalam memungkinkan cabang untuk menavigasi dinamika pasar dan mempertahankan
kelincahan meskipun ada tekanan persaingan. Persaingan, bagaimanapun, tidak
berkontribusi positif secara signifikan pada pembelajaran dan kelincahan organisasi.
Meskipun persaingan, secara umum, mempengaruhi pembelajaran (atau inovasi)
organisasi dan kelincahan, penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam bisnis agen bank,
persepsi terhadap persaingan dan pentingnya melakukan inovasi lebih menentukan
daripada persaingan pasar itu sendiri. Temuan ini juga menunjukkan bahwa tingkat
persaingan dalam suatu industri tidak secara otomatis meningkatkan pembelajaran
organisasi dan menantang gagasan bahwa persaingan adalah cara langsung menuju
perbaikan. Dari perspektif manajerial, organisasi harus mengadopsi pendekatan yang
lebih bernuansa untuk belajar di industri yang kompetitif dan sekaligus teregulasi secara
ketat; mengakui bahwa kehadiran persaingan bukanlah katalis inti untuk belajar.
Sebaliknya, organisasi harus menetapkan strategi pembelajaran yang menyesuaikan
dengan kondisi unik di lapangan dan menyadari bahwa persaingan mungkin tidak selalu
konstruktif. Organisasi harus mendiversifikasi sumber pembelajaran mereka selain dari
faktor persaingan, seperti melalui kolaborasi dan inovasi teknologi. Di sektor-sektor
seperti perbankan, di mana persaingan, ide-ide baru, dan pembelajaran saling terkait,
organisasi harus fleksibel dalam metodologi pembelajaran, menyesuaikannya sesuai
dengan intensitas persaingan. Dengan memperhatikan faktor-faktor spesifik yang
memediasi hubungan antara persaingan dan pembelajaran, organisasi dapat
mengembangkan rencana pembelajaran yang paling efektif untuk masing-masing lini
bisnis, memanfaatkan ide dan temuan mereka untuk beradaptasi dan berkembang.
Menumbuhkan pola pikir kompetitif tetap penting karena memperkuat kapasitas
organisasi untuk mengenali dan menanggapi dinamika pasar.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
D 615 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok: Program Studi Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia 2024 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Competition Learning Agility Strategic Direction Boundary Spanners |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | xiv, 197 p. : il. ; 30 cm. |
Info Detail Spesifik | Disertasi |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |