Skripsi
Integrated Financial Stress Index (IFSI) and Geopolitical Risk: Study Case in Indonesia
Penelitian ini mengkaji keterbatasan model Financial Stress Index (FSI) tradisional dalam menangkap dinamika instabilitas keuangan modern di Indonesia dan mengajukan sebuah pendekatan inovatif melalui konstruksi Integrated Financial Stress Index (IFSI). Berbeda dari FSI konvensional, IFSI dibangun secara komprehensif di atas tiga dimensi risiko fundamental: liquidity risk yang diukur dengan Closing Percent Quoted Spread (CPQS), asset bubble price yang diidentifikasi melalui Backward Supremum Augmented Dickey-Fuller (BSADF), dan contagion risk yang dianalisis menggunakan model Time-Varying Parameter Vector Autoregression (TVP-VAR) Extended Joint Connectedness. Analisis ini mencakup empat sektor krusial—perbankan, pasar modal, valuta asing, dan properti—dengan agregasi menggunakan Principal Component Analysis (PCA) untuk membentuk indeks komposit tunggal. Hasilnya menunjukkan bahwa IFSI lebih sensitif dibanding FSI tradisional dalam mengukur gejala ekonomi yang episodik. Selain itu, IFSI juga menangkap krisis ekonomi saat Taper Tantrum, Covid 19, dan krisis perbankan saat Sillicon Valley Bank mengalami default.
Penelitian ini juga menganalisis dampak dari risiko geopolitik terhadap IFSI yang dibangun. Dengan menggunakan model Autoregressive Distributed Lag (ARDL), penelitian ini menemukan adanya hubungan kointegrasi jangka panjang yang signifikan secara statistik antara risiko geopolitik dan tingkat stres keuangan di Indonesia. Temuan empiris utama mengungkap bahwa sistem keuangan Indonesia menunjukkan kerentanan yang terdiferensiasi, di mana stabilitasnya secara signifikan paling terpengaruh oleh risiko perang di Timur Tengah dan proteksionisme perdagangan global. Transmisi guncangan dari kedua risiko ini terjadi melalui kanal yang jelas, yaitu volatilitas harga komoditas energi akibat ketergantungan impor dan disrupsi pada arus perdagangan serta sentimen investor global. Temuan ini berimplikasi kuat pada kebijakan, menggarisbawahi urgensi bagi otoritas seperti Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk merumuskan kerangka kerja makroprudensial yang lebih dinamis dan mampu menginternalisasi sinyal-sinyal risiko geopolitik spesifik guna menjaga stabilitas sistem keuangan secara proaktif.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
S 15788 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok: Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia 2025 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Contagion risk Liquidity Risk Geopolitical Risk Integrated Financial Stress Index Bubble price |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | xviii, 143 p. : il. ; 30 cm. |
Info Detail Spesifik | Skripsi |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |