Logo

Pusat Sumber Belajar FEB UI

  • FAQ
  • Berita
  • Rooms
  • Bantuan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
  • Search
  • Google
  • Advanced Search
*sometimes there will be ads at the top, just scroll down to the results of this web
Image of Manusia modern mendamba Allah : renungan tasawuf positif

Text

Manusia modern mendamba Allah : renungan tasawuf positif

Madjid, Nurcholish - ;

Saat ini, ada kebutuhan yang besar akan spiritualisme, baik di dunia secara umum maupun di kalangan muslimin. Kebutuhan akan spiritualisme di negara-negara maju sudah lama terlihat, dibandingkan dengan di negara-negara berkembang. Di Amerika Serikat, misalnya, kebutuhan akan spiritualisme itu sudah kuat terasa sejak tahun 1960-an. Maka bermunculanlah beragam bentuk spiritualisme termasuk kultus-kultus (cults). Alfin Toffler misalnya mencatat adanya lebih dari 4.000 organisasi semacam itu. Sebuah majalah terkemuka Time, beberapa tahun lalu, melaporkan adanya kecenderungan pada masyarakat Amerika Serikat untuk kembali kepada Tuhan. William James, seorang psikolog terkemuka abad 20, mengatakan bahwa ''Manusia adalah makhluk sosial. Tetapi ia tidak akan menemukan kepuasan kecuali jika ia bersahabat dengan Kawan Yang Agung (The Great Soclus).'' Kawan Yang Agung itu, maka selama itu pula ia akan merasakan adanya sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Pertanyaan yang muncul adalah, spiritualisme macam apa yang seharusnya dikembangkan? Kenyataannya, kebutuhan orang terhadap tasawuf-yakni bentuk spiritualisme Islam-makin lama makin besar. Lalu tasawuf macam apa? Apakah tasawuf yang hanya menekankan kepada aspek ruhaniah dan tidak memiliki concern apa-apa terhadap masalah-masalah sosial? Jawabannya tentu tidak. Buku yang ada di tangan pembaca ini mencoba menjawab pertanyaan penting tersebut. Di dalamnya terungkap sebuah upaya untuk merumuskan semacam tasawuf yang, di satu sisi, mampu memenuhi dahaga spiritualisme manusia modern dan, di sisi lain, memiliki sifat yang progresif dan mengandung unsur-unsur positif bagi kemajuan umat Islam. ''... melalui tasawuf baru ini aktivisme klasik yang salafi dibangkitkan kembali, dengan diberi makna spiritualnya yang baru ... tasawuf baru merupakan tasawuf terlibat, yang berarti kita tidak boleh lepas (dan melepaskan diri) dari persoalan-persoalan masyarakat (etika sosial) kita sehari-hari.'' (Prof. Dr. Nurcholish Madjid)


Ketersediaan

Call NumberLocationAvailable
297.409598 MANPSB lt.1 - B. Penunjang1
PenerbitJakarta: IImaN 2002
Edisi-
SubjekIslam
Sufism
God
Mysticism
ISBN/ISSN9799666724
KlasifikasiNONE
Deskripsi Fisikxxviii, 363 p. ; 23 cm.
Info Detail Spesifik-
Other Version/RelatedTidak tersedia versi lain
Lampiran BerkasTidak Ada Data

Pencarian Spesifik
Where do you want to share?