Logo

Pusat Sumber Belajar FEB UI

  • FAQ
  • Berita
  • Rooms
  • Bantuan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
  • Search
  • Google
  • Advanced Search
*sometimes there will be ads at the top, just scroll down to the results of this web
No image available for this title

Text

Pengaruh profesionalisme, etika, kepemimpinan stratejik, tekanan eksternal dan tata kelola terhadap niat individu untuk melakukan korupsi : studi kasus individu Penegak Hukum Polri dan KPK pada masa observasi tahun 2010

Achmad Sanusi - ;

Dalam strategi pemberantasan korupsi di tingkat ASEAN, Indonesia termasuk negara yang memiliki hopeless strategy, penyebaran korupsi sudah sistemik, kolusi para penegak hukum dengan para koruptor, kekurangpedulian pemimpin pada penenerapan etika termasuk kesulitan menserasikan etika dan strategi organisasi dalam mencapai tujuan, penyalahgunaan profesionalisme penegakan hukum dalam merekayasa informasi disamping buruknya pengelolaan tata kelola telah menghambat pertumbuhan ekonomi nasional Fokus penelitian adalah individu para penegak hukum yaitu aparat KPK dan Polri dengan melihat sejauhmana pengaruh profesionalisme, kepemimpinan stratejik, etika , tekanan eksternal, dan tata kelola terhadap niat individu untuk melakukan korupsi serta menguji apakah tindakan korupsi itu direncanakan dan merupakan kejahatan sehingga memenuhi the theory of planned behavior. Dari 436 kuesioner , yang bisa diolah adalah 338 terdiri dari 262 dari Polri dan 76 dari KPK. Metodologi yang digunakan adalah Analysis of Variance (ANOV A) dan analisis Structural Equation Modeling dengan dua tahap pendekatan dimana ukuran sebuah variabel laten memiliki validitas yang baik t-value 2:: 1,96 or 2 dengan hasil 4 (empat) hipotesis diterima dari 9 (sembilan) hipotesis penelitian. Kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa the theory of planned behavior terbukti dimana korupsi merupakan kegiatan kejahatan yang direncanakan karena seluruh variable baik langsung maupun tidak langsung mempengaruhi niat individu untuk melakukan korupsi Kuatnya pengaruh Tata kelola dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menyediakan sistem pelaporan internal yang disebut sistem whistle-blowing internal yang mampu memberikan informasi kecurangan ke principal, penyusunan code of ethic penyidik dan melalui penciptaan kontrol sosial dalam organisasi, sehingga setiap individu mempunyai perceived behavior control antara lain penerapan pembuktian terbalik. Tekanan Ekstemal memperkuat pola hubungan dengan stakeholders untuk meminimalisir pengaruh negatif dan mengkampanyekan dampak negatif dari perbuatan korupsi. Kepemimpinan Stratejik diterapkan dengan mengedepankan penegakan etika serta membuat suasana kerja atau iklim kerja yang beretika melalui share value creation dalam menyeimbangkan etika dan strategi organisasi. Saran penelitian lebih lanjut responden diperluas pada Kejaksaan RI dan pengembangan the theory of planned behavior yaitu attitude toward behavior terkait sikap individu dalam pelayanan publik, subjective norm terkait penerapan norma-norma agama, dan perceived behavior control terkait penyempumaan kode etik profesi penyidik, dan oversight committee.Ada tabel


Ketersediaan

Call NumberLocationAvailable
D 309PSB lt.2 - Karya Akhir1
PenerbitDepok: Program Pascasarjana Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2011
Edisi-
SubjekStrategic management
Leadership
Corruption
Ethics
Corporate governance
Law Enforcement
Professionalism
External pressures
ISBN/ISSN-
Klasifikasi-
Deskripsi Fisikxvi, 266 p. : il. ; 30 cm.
Info Detail Spesifik-
Other Version/RelatedTidak tersedia versi lain
Lampiran BerkasTidak Ada Data

Pencarian Spesifik
Where do you want to share?