Text
Rancangan activity based budgeting pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk studi kasus pada Kandatel XYZ diajukan oleh Duma Irene Pasaribu
Sejak diberlakukan liberalisasi sektor telekomunikasi di tanah air dengan dikeluarkanya Undang-Undang No. 36 tahun 1999 maka terjadi perubahan yang sangat cepat di bidang telekomunikasi. PT. Telkom sebagai pengelola telekomunikasi dalam negeri harus menghadapi situasi yang berbeda dengan era sebelumnya. Kompetisi bisnis merupakan fakta yang harus dihadapi. Untuk memenangkan kompetisi bisnis telekomunikasi maka perlu dilakukan peningkatan pelayanan kepada pelanggan dan efisiensi biaya. Pemilihan strategi bisnis dan pencapaian target menjadi suatu tantangan berat yang memerlukan perencanaan yang matang. Aktivitas perencanaan menjadi sesuatu hal yang penting bagi perusahaan yang berada dalam situasi kompetisi. Dalam situasi ketidakpastian dibutuhkan sistem pengelolaan anggaran yang lebih adaptif yang memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan strategi yang ditempuh perusahaan. Penyusunan anggaran secara konvensional yang dilakukan dengan metode zero based budgeting sudah tidak memadai dengan kondisi bisnis saat ini. Kelemahan yang ada pada metode ini karena bersifat sektoral dan tidak menunjukkan adanya sinergi sedangkan dalam situasi persaingan bisnis dibutuhkan kerjasama lintas sektoral sehingga terjadi efisiensi dan efektivitas usaha. Berbeda dengan penyusunan anggaran yang ada dalam metode activity based budgeting dimana penyusunan anggaran dengan metode ini akan menunjukkan keterkaitan dari strategi bisnis, program, aktivitas dan sumber daya yang dimiliki. Dalam activity based budgeting dimulai dengan penentuan aktivitas utama yaitu aktivitas yang terkait langsung dengan pelanggan. Setelah dilakukan pemetaan aktivitas utama perusahaan, kemudian ditentukan driver dan jumlah driver dari tiap aktivitas. Setelah penghitungan driver dilanjutkan dengan menghitung konsumsi waktu setiap aktivitas sehingga diketahui aktivitas yang membutuhkan waktu lama seperti penanganan gangguan dan aktivitas yang butuh waktu singkat seperti layanan pelanggan. Dengan mengetahui konsumsi waktu yang dibutuhkan lalu dilanjutkan dengan perhitungan kebutuhan pegawai (input) dan melakukan pembandingan dengan kapasitas pegawai yang tersedia di perusahaan. Setelah dilakukan pembandingan dilanjutkan dengan perhitungan biaya pegawai dengan menggunakan jumlah pegawai yang dibutuhkan dan yang tersedia. Dari penelitian yang dilakukan perlu dilakukan realokasi pegawai dari tempat yang berlebihan (oversupply) seperti di regu gangguan segmen residensial ke tempat yang kekurangan (shortage) di unit CCAN (corporate customer access network) yang khusus menangani gangguan segmen pelanggan bisnis, dengan terlebih dahulu diberikan peningkatan pengetahuan product baru.Ada bibliografi, tabel & lamp : 8 p.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 386/05 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Jakarta Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2005 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Management accounting Budgeting Telecommunication industry |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xi, 70 p. diagrs 30 cm & lamp |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |