Text
Analisis kinerja portofolio Reksa Dana : studi kasus pada PT Batavia prosreindo aset manajemen
Reksadana adalah salah satu instrument investasi yang sedang berkembang pesat. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan yang signifikan dalam hal jumlah reksadana, jumlah pemodal, dan total Nilai Aktiva Bersih. Oleh karena itu, investor harus menjadi lebih kritis karena dihadapkan banyaknya pilihan yang tersedia sehingga selain mempertimbangkan manfaat yang dapat diberikan oleh reksadana, investor juga harus melihat kinerja reksadana tersebut. Pada penelitian ini kinerja reksadana yang akan diteliti yaitu produk-produk reksadana PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen. Selain itu, penelitian ini dibatasi pada pengukuran kinerja Manajer Investasi dengan menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen, serta dalam hal mengukur Attribution Analysis yaitu allocation effect dan selection effect. Allocation effect atau lebih sering dikenal sebagai market timing ability adalah kemampuan Manajer Investasi untuk memilih saat yang tepat dalam memebeli atau menjual saham dalam portfolio reksadana. Sedangkan selection effect adalah kemampuan Manajer Investasi dalam memilih saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari portfolio reksadana sehingga memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada imbal hasil pasar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah return yang dihasilkan Manajer Investasi lebih baik daripada tolok ukurnya dan apakah return yang dihasilkan mempunyai allocation effect dan selection effect. Model yang digunakan untuk mengukur kinerja reksadana dibandingkan dengan tolok ukur adalah metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Metode Sharpe dan Treynor mengukur ris iko premium yang dihasilkan untuk tiap unit yang diambil, bedanya terletak pada bilangan pembagi dimana metode Sharpe menggunakan standar deviasi (s) sedangkan metode Treynor menggunakan beta (?). Metode Jensen digunakan untuk mengukur besaran nilai alpha (a) yang merepresentasikan berapa rate of return dari portofolio yang disumbangkan Manajer Investasi atas kemampuannya menghasilkan return diatas standat rata-rata setelah memperhitungkan risiko. Sedangkan model yang digunakan untuk mengukur Attribution Analysis adalah model Henrikkson dan Merton (1981). Pada model Henrikkson dan Merton, diregresikan antara kelebihan imbal hasil portfolio sebagai variabel terikat dengan kelebihan imbal hasil pasar dan variable dummy (1 apabila rm - rf > 0, dan 0 apabila lainnya) yang sudah dikalikan dengan kelebihan imbal hasil pasar sebagai variabel bebas. Hasil penelitian berdasarkan Model Sharpe, Treynor, dan Jensen menunjukkan bahwa selama periode penelitian 2002-2004 yang diukur per tahun ternyata diperoleh fakta sebagai berikut: return yang diperoleh dari setiap masing-masing reksadana relatif sesuai dengan komposisi investasinya tergantung jenis reksadana (RD Pasar Uang, RD Pendapatan Tetap, RD Campuran, dan RD Saham) sehingga return yang dihasilkannya relatif lebih baik dari pada risk free tetapi hasil return tersebut terkadang tidak sejalan dengan kondisi pasar. Sedangkan perbedaan yang terjadi atas nilai Sharpe, Treynor, dan Jensen yang diperoleh masing-masing reksadana dikarenakan perbedaan beta yang cukup signifikan dari waktu ke waktu. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan Model Henrikkson dan Merton menunjukkan bahwa dari 3 reksadana yang diteliti, rata-rata Manajer Investasinya tidak mempunyai selection effect. Hasil penelitian terhadap allocation effect menunjukkan ketiga reksadana yang diteliti pada keseluruhan periode penelitian, Manajer Investasinya mempunyai allocation effect.Ada tabel & lamp : 11 p.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 058/05 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Jakarta Magister Akuntansi FEUI., 2005 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Securities Portfolio analysis |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | ix, 109 p. : diagrs; 30 cm & lamp |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |