Text
Reksa dana syariah, sebagai sarana investasi syariah yang pertama kali hadir di Indonesia, perkembangannya tidak sepesat seperti perbankan syariah, obligasi syariah, atau instrumen investasi syariah lainnya. Dibandingkan dengan reksa dana konvensional, total dana kelolaan reksa dana syariah berdasarkan data Bapepam hingga akhir april 2004 memang hanya mencapai 0,19%. Dari nilai ini, 80% dimiliki oleh reksa dana syariah jenis campuran. Dari perkembangan informasi yang ada saat ini, dapat diambil kesimpulan awal bahwa pengembangan reksa dana syariah campuran kemungkinan memiliki beberapa keunggulan dalam pengelolaannya dibandingkan dengan usaha mengembangkan sarana investasi reksa dana syariah berbasis saham. Walau berjenis campuran, masalah klasik tetap saja menjadi penghambat perkembangan reksa dana syariah. Permasalahan yang paling sering dikeluhkan oleh manajer investasi adalah keterbatasan instrumen pengalokasian dana investasi yang terhimpun (diversifikasi portofolio). Juli 2003, hadir reksa dana syariah yang menawarkan sebuah instrumen baru untuk penempatan dana investasinya, yaitu deposito berjangka dengan skim akad mudharabah muqayyadah. Permasalahan yang akan diangkat adalah penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang dampak keberhasilan adanya instrumen investasi dengan skim akad baru terhadap imbal hasil yang mampu dihasilkan oleh reksa dana syariah campuran, hingga dapat dikatakan sebagai terobosan / inovasi baru dalam industri keuangan syariah di Indonesia. Analisa kualitatif juga dilakukan dalam penelitian ini berkaitan dengan analisa kepatuhan objek atas peraturan umum Bapepam dan batasan syariah berdasarkan fatwa DSN ? MUI. Reksa dana syariah yang menjadi objek analisa tiga reksa dana syariah campuran (RD X, RD Y dan RD Z) baik itu yang telah mengimplementasikan skim akad mudharabah muqayyadah maupun yang tidak mengalokasikan portofolio investasi mereka pada instrumen baru ini. Data diambil secara harian untuk periode Agustus 2003 ? April 2004. Pengukuran indeks kinerja menggunakan data NAB / unit sejak penawaran perdana masing-masing objek. Hasil pengolahan data berupa penilaian kinerja secara umum menunjukkan bahwa RD Y menghasilkan tingkat imbal hasil (return) tertinggi selama periode penelitian. Kinerja terbaik dinilai berdasarkan tingkat Coefficient of Variance (CV) berupa pengukuran tingkat resiko yang dihadapi per tingkat return yang mampu dihasilkan. Berdasarkan kriteria ini RD Z memberikan tingkat imbal hasil yang optimal dengan tingkat resiko yang minimal (nilai CV rendah). Penilaian kinerja sejak awal penawaran perdana hingga periode akhir penelitian menghasilkan bahwa indeks kinerja RD X adalah yang tertinggi dibandingkan objek yang lain. Analisa kapatuhan regulatif atas objek penelitian mengahasilkan kesimpulan, bahwa aturan yang ada belum bersifat akomodatif terhadap karakteristik reksa dana syariah. Untuk itu perlu kerjasama yang harmonis antara Bapepam dan DSN dalam menghasilkan peraturan-peraturan untuk mendukung perkembangan industri reksa dana syariah. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
4991 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok: Depatemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2004 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Company performance Bonds |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xii, 116 p. : diagrs ; 30 cm & lamp |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |