Pengaruh faktor institutional dan variabel-variabel makroekonomi terhadap penerimaan pajak sektoral di Indonesia
Tesis ini menganalisis determinan penerimaan pajak pada 4 (empat) sektor kontributor penerimaan pajak terbesar di Indonesia dengan menggunakan variabel institusional yang diwakili oleh upaya pemeriksaan pajak sektoral dan variabel-variabel makroekonomi unik per sektor. Model dikembangkan dari teori Tanzi (1989) dan diestimasi menggunakan Ordinary Least Square (OLS) terhadap data triwulanan dari 2004 hingga 2012. Upaya pemeriksaan pajak diwakili oleh rasio nilai Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) terhadap nilai Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) dan jumlah SKPKB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio nilai SKPKB terhadap nilai SKPLB tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, jasa keuangan dan asuransi, dan pertambangan dan penggalian. Hal ini terjadi karena nilai SKPKB dan SKPLB hasil pemeriksaan relatif berimbang. Jumlah SKPKB berpengaruh positif terhadap kenaikan penerimaan pajak sektor industri pengolahan yang berarti banyaknya jenis pajak yang dikoreksi akan menjadi pegangan wajib pajak untuk memperbaiki laporan pajaknya sehingga meningkatkan voluntary collections. Sebaliknya jumlah SKPKB berpengaruh negatif terhadap penerimaan pajak sektor perdagangan besar dan eceran dimana meningkatnya jumlah jenis pajak yang dikoreksi dapat menyebabkan wajib pajak terutama pedagang eceran kabur dan tidak melaporkan kewajiban pajak rutinnya sehingga voluntary collections menurun. Produk domestik bruto merupakan variabel makroekonomi yang secara signifikan berpengaruh dalam meningkatkan penerimaan pajak sektoral.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 501/13 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Tidak tersedia versi lain