Text
Studi kasus adaptasi pasca krisis keuangan tahun 1997 - 1998 pada tiga business group di Indonesia
Diversifikasi usaha merupakan strategi pertumbuhan yang banyak dikembangkan di negara berkembang, begitu pula di Indonesia. Tumbuhnya strategi ini dikarenakan adanya fenomena kekosongan institusional (institutional void), yaitu kurang efisiennya institusi-institusi pasar di negara berkembang yang berfungsi untuk mengalokasikan sumber daya, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan pasar (market failure). Oleh karena itu, perusahaan harus dapat menyediakan institusi-institusi pasar yang efisien secara independen, yang mendorong tumbuhnya business group. Business group mengalami perkembangan yang cukup pesat, hingga krisis keuangan melanda kawasan Asia, khususnya negara berkembang. Hampir semua perusahaan, khususnya di Indonesia, mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Posisi business group sebagai pengganti institusi pasar dalam mengalokasikan sumber daya menjadi lemah, sehingga timbullah kebutuhan untuk beradaptasi terhadap krisis. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan pada 3 business group di Indonesia, yaitu PT Bimantara Citra Tbk, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk, dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, ditemukan bahwa ketiga business group ini mengambil langkah-langkah adaptasi yang berbeda-beda, dan mengalami perubahan tingkat diversifikasi usaha yang berbeda-beda pula. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa setelah melakukan langkah adaptasi, ketiga business group ini mengalami peningkatan kinerja yang signifikan, setelah sebelumnya mengalami keterpurukan finansial yang cukup besar pada saat krisis. Setelah melakukan adaptasi, terlihat bahwa PT Bimantara Citra Tbk mengalami penurunan tingkat diversifikasi yang signifikan, sementara PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk tidak mengalami perubahan tingkat diversifikasi setelah melakukan langkah-langkah adaptasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses adaptasi akan mengubah tingkat diversifikasi business group, hanya apabila perubahan tersebut memang dibutuhkan guna memperbaiki kinerja business group tersebut. Oleh karena itu, perubahan tingkat diversifikasi yang dialami oleh masing-masing business group bukan merupakan faktor penentu perbaikan kinerja business group yang terjadi sesudah krisis keuangan, karena meskipun masing-masing business group mengalami perubahan tingkat diversifikasi yang berbeda-beda, kinerja ketiga business group tersebut tetap mengalami peningkatan sesudah krisis keuangan.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
5068 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2004 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Financial management Business Financial crisis Diversification |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | x, 125 p., 48 p. : diagr., il. ; 30 cm & lamp. |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |