Text
Analisa experiental marketing restoran Izzi Pizza
PT. Sri Agung Cahaya Sakti dengan restorannya Izzi Pizza merupakan restoran pizza yang memiliki perkembangan yang sangat pesat sejak didirikan oleh Robert A. Eskapa pada Maret 2002, hingga saat ini telah memiliki 7 gerai di Jakarta. Sebagai pendatang baru Izzi Pizza telah mampu merebut hati penggemar pizza. Restoran ini memiliki kekuatan dengan memperhatikan hubungan dengan konsumen. Izzi Pizza mengutamakan kebersihan dan bahan baku hidangannya. Izzi Pizza bukan hanya menawarkan hidangan tapi juga harga, rasa dan tempat. Hal tersebut didukung dengan lingkungan yang nyaman, layanan yang baik dan harga yang pantas. Hal ini membuat Izzi Pizza memiliki tingkat repeat buyer sebesar 80%. Di tengah melimpahnya penawaran produk sejenis, Izzi Pizza mencoba menjaring konsumen dengan menerapkan strategi pemasaran yang mengaplikasikan experiential marketing, yaitu pendekatan baru dalam dunia pemasaran yang melibatkan unsur emosi dalam marketing mix. Strategi yang dilakukan bertujuan untuk menstimulasi pengalaman berkesan dari konsumen dengan memberikan kesan yang mendalam sehingga menjadi preferensi banyak orang yang akhirnya menghasilkan kesimpulan bahwa produknya memang berbeda dari yang lainnya. Formula baru ini digunakan untuk membujuk konsumen di tengah supremasi merek, kemajuan komunikasi dan teknologi informasi serta kebutuhan masnyarakat terhadap hiburan dan rekreasi. Menghadapi pola persaingan demikian, para pemasar akhirnya mencoba bergeser dari sekedar menawarkan benefit menjadi menawarkan experience atau pengalaman unik kepada konsumen. Dalam buku Experiential Marketing: How to Get Customers to Sense, Feel, Think, Act, and Relate to Your Company and Brands, Bernd H. Schmitt menjelaskan bahwa experiential marketing berbeda dengan pemasaran tradisional yaitu: ?Experiential marketing is dinstict in four key ways : focusing on customer experience, treating consumption as a holistic experiences, recognizing both the rational and emotional drivers of consumption, and using electric methodologies? Definisi di atas dapat diartikan bahwa experiential marketing (EM) mempunyai 4 (empat) perbedaan utama dengan tradisional marketing, yaitu fokus pada pengalaman konsumen, memperlakukan konsumsi sebagai pengalaman holistik, mengenali pendorong konsumsi, baik rasional maupun emosional, dan menggunakan metode elektik. Peneliti memilih Izzi Pizza sebagai obyek penelitian karena Izzi Pizza, menerapkan strategi pemasaran yang relatif baru, yaitu experiential marketing. Karena melihat peluang pasar yang besar ditambah dengan belum banyak tergarapnya segmen menengah ke atas. Segmen yang dibidik oleh Izzi Pizza ini tidak hanya membutuhkan pizza sebagai makanan alternatif selain nasi, tetapi juga membutuhkan kesan yang berbeda saat mengkonsumsi. Strategi experiential marketing yang dijalankan Izzi Pizza tersebut masih relatif baru. Oleh karena itu muncul pertanyaan apakah strategi tersebut sudah tepat, sesuai dan efektif? Adakah faktor yang perlu diperhatikan secara khusus oleh pelaku bisnis? Bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan? Sehubungan dengan itu, diadakannya analisa strategi Izzi Pizza merupakan langkah yang tepat untuk menganalisa experiential marketing yang diimplementasikan oleh Izzi Pizza. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
5184 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2005 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Competition Marketing strategy Service quality Restourant |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xvii, 129 p. , 48 p. : diagr. ; 30 cm & lamp |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |