Text
Analisis pengaruh jumlah maskapai penerbangan pada penentuan harga keseimbangan dalam industri jasa penerbangan Indonesia : kasus rute domestik dengan kota tujuan Medan periode 1999-2004
Dalam teori Neo-Klasik dikatakan bahwa competitiveness, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan produsen dalam penentuan harga, ditentukan oleh struktur pasar dan jumlah pemain (number of firms) dalam industri. Pendekatan teori contestable market merupakan sebuah alternatif terhadap teori neo-klasikal. Baumol (1982) mendefinisikan contestable market sebagai sebuah pasar dimana tidak terdapat barriers to entry dan untuk keluar dari sebuah pasar costless. Sejak Deregulasi Penerbangan tahun 1999, terjadi perubahan struktur pasar jasa industri penerbangan. Bertambahnya jumlah maskapai penerbangan tersebut telah membuat harga (airfare) menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat. Hal ini sepertinya sejalan dengan teori ekonomi industri yang mendukung persaingan. Adam Smith menyatakan bahwa absennya persaingan yang ketat akan meningkatkan harga dan ketidakefisienan perusahaan.Sebelum deregulasi tahun 1999, industri penerbangan jauh dari persaingan ketat, hal ini tercermin dari jumlah maskapai penerbangan yang belum banyak. Akibatnya harga tiket pesawat terbang begitu tinggi, sehingga konsumen pengguna jasa penerbangan adalah masyarakat dengan penghasilan tinggi. Selain itu, frekuensi penerbangan juga sedikit dan terbatas hanya pada kota-kota besar. Sejak pertama kali deregulasi diberlakukan pada tahun 1999, entry by new firm menjadi relatif lebih mudah. Entry by new firm menjadi lebih mudah karena beberapa hal. Pertama, investasi yang dikeluarkan oleh maskapai penerbangan baru tersebut relatif lebih murah karena menggunakan pesawat yang previously-owned atau juga mereka tidak membeli melainkan menyewa dengan leasing pada secondary market. Kedua, karena regulasi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah tidak memberikan perlakuan khusus kepada pemain lama (incumbent firm) walaupun masih dimiliki sebagian oleh negara. Ketiga, respons positif dari pasar (konsumen) terhadap produk penerbangan baru yang bisa menawarkan harga yang lebih murah, sehingga maskapai tersebut dapat terus bertahan bahkan jumlahnya terus bertambah. Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah maskapai penerbangan (number of firms) mempengaruhi harga tarif (airfare) pada rute-rute domestik dengan kota tujuan Medan pada periode 1999-2004 dan faktor-faktor apa sajakah yang menjadi determinan harga tarif (airfare) pada rute-rute dengan kota tujuan Medan pada periode tahun 1999-2004. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah maskapai penerbangan yang melayani rute-rute domestik dengan kota tujuan Medan pada periode 1999-2004 tersebut berpengaruh secara signifikan. Hubungan mereka adalah negatif sehingga jika jumlah maskapai penerbangan dalam rute bertambah, maka harga (airfare) akan turun. Faktor penentu harga pada industri penerbangan adalah jumlah penumpang dan jumlah maskapai penerbangan yang melayani rute tersebut. Dalam penentuan harga pada rute-rute yang diteliti, jumlah maskapai penerbangan memegang peranan besar. Hal ini tidak sesuai dengan kerangka contestable market. Bisa disimpulkan bahwa persaingan industri jasa penerbangan domestik berjadwal di beberapa rute domestik dengan tujuan kota Medan yang menjadi studi kasus penelitian dari 1999 ke 2004 bukanlah merupakan perfectly contestable market. Oleh sebab itu maka competitiveness pada rute-rute tersebut lebih banyak ditentukan oleh struktur pasar. Hal ini sesuai dengan teori Neo-Klasik. Karena pada 14 rute domestik dengan kota tujuan Medan pada periode 1999-2004 dalam penelitian ini diketemukan bahwa harga (airfare) dan kompetisi didasarkan pada jumlah penumpang sehingga pasar tidak dapat dianggap sebagai perfectly contestable market, maka berlawanan dengan implikasi teori Contestable Market, Kebijakan Pemerintah masih dibutuhkan untuk menjaga persaingan. Selain itu, dari hasil penelitian ini maka peran Pemerintah dan Institusi yang berkaitan dengan industri dan persaingan (di Indonesia yaitu KPPU) masih diperlukan untuk menjaga struktur pasar yang menuju pada persaingan yang kompetitif.Ada bibliografi dan tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
5297 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2006 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Service industry Airlines Tariffs |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xviii, 141 p. : diagr. ; 30 cm & lamp. |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |