Text
Segmentasi perilaku wajib zakat harta studi kasus : di Jakarta dan sekitarnya
Zakat adalah salah satu dari rukun Islam. Karena itu masalah yang berkaitan dengan zakat akan selalu menjadi perhatian umat Islam. Saat ini, pengumpulan zakat di Indonesia dinilai belum maksimal. Beberapa pakar dan praktisi amil zakat mengusulkan beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu pakar dan praktisi amil zakat adalah Ahmad Juwaini dari Institut Manajemen Zakat berpendapat, amil zakat perlu mengenal siapa wajib zakat. Strategi segmentasi adalah salah satu cara untuk mengenal wajib zakat lebih detail. Tidak hanya berapa jumlah zakat yang ia keluarkan tetapi juga bagaimana perilakunya. Segmentasi perilaku (behavioral) wajib zakat terdiri dari variabel tingkat kesiapan wajib zakat (buyer readiness stage), tingkat penggunaan (usage rate), status kesetiaan (loyalty status), manfaat yang dicari (benefit sought). Dengan informasi tambahan berupa variabel rasa keberagamaan dan profil responden akan menjadikan hasil penelitian segmentasi perilaku zakat lebih bermanfaat dan detail. Data primer diperoleh dari pengolahan kusioner sejumlah 115 yang tersebar di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi. Target responden adalah wajib zakat harta yang berusia diatas 20 tahun. Kemudian responden akan dikelompokkan berdasarkan perbedaan perilaku zakatnya. Hasil dari analisa segmentasi perilaku wajib zakat adalah terbentuknya tiga segmen perilaku wajib zakat yang memiliki perbedaan karasteristik. Segmen pertama behavioral mengeluarkan zakat setahun sekali pada saat bulan ramadhan. Wajib zakat pada segmen pertama ini mementingkan masalah manfaat yang ditawarkan amil zakat dan kurang mempedulikan apakah amil zakat tersebut dikenal atau tidak di masyarakat. Segmen ke-dua behavioral mengeluarkan zakat tidak hanya saat ramadhan (sekali setahun). Ia menyalurkan zakat lebih dari sekali setahun dan menggunakan jasa amil zakat. Wajib zakat pada segmen ke-dua behavioral ini mempedulikan atribut amil zakat seperti kemudahan dihubungi, fasilitas moderen, keunikan jasa amil zakat. Segmen ke-tiga behavioral mengeluarkan zakat tidak hanya saat ramadhan (sekali setahun). Ia menyalurkan zakat lebih dari sekali setahun namun mayoritas wajib zakat segmen ke-tiga behavioral ini tidak menggunakan jasa amil zakat Segmen ini kurang memiliki pengetahuan tentang zakat dan amil zakat dibandingkan segmen lain. Atribut amil zakat seperti mudah dihubungi fasiltas yang moderen dan jasa yang unik, hanya sedikit dipedulikan oleh segmen ke-tiga ini. Segmen ke-tiga behavioral yang jumlahnya 46% dari total repsonden, ternyata mayoritas tidak menggunakan jasa amil zakat. Padahal segmen ini membayar zakat tidak hanya bulan ramadhan, artinya segmen ke-tiga ini merupakan target potensial jika amil zakat ingin meningkatkan potensi pengumpulan dana zakat. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
5324 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Universitas Indonesia., 2006 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Marketing Segmentation Tithe Chi square |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xi, 101 p., 25 p. : diagr. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |