Text
Penciptaan nilai pada Garuda Indonesia dengan menggunakan metode EVA
Krisis ekonomi Asia yang tejadi pada tahun 1998 menimbulkan berbagai masalah pada setiap negara yang ikut mengalami krisis tersebut. Dampak yang dirasakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut semakin besar disebabkan oleh ketidakmampuan sistem manajemen mengatasi perubahan, inefisiensi sistem manajemen yang tidak tepat, alokasi aset yang tidak sesuai serta membengkaknya nilai hutang yang dimiliki perusahaan sehingga menghancurkan hampir keseluruhan nilai dan kekayaan perusahaan. Industri penerbangan yang termasuk dalam industri jasa tidak luput dari badai krisis ekonomi. Laporan koran terpercaya the Asian Wall Street Journal pada bulan maret 2005 menyebutkan Garuda Indonesia sebagai the weakest airline in Asia. Oleh karena itu, saat ini Garuda Indonesia sedang melakukan berbagai usaha untuk memperbaiki kinerja perusahaan. Pada zaman dahulu, para investor lebih cenderung memperhatikan return dari saham tetapi telah terjadi perubahan besar yang timbul di dalam corporate boardrooms. Beberapa faktor telah mengakibatkan dewan direksi dan dewan komisaris untuk berpikir kembali mengenai peranan mereka dalam menciptakan nilai perusahaan. Garuda Indonesia saat ini memiliki beberapa Strategic Business Unit yang mempunyai peran sebagai profit center, tetapi penciptaan nilai diantara masing-masing Strategic Business Unit ini belum dapat diketahui dengan tepat dikarenakan belum adanya alat ukur yang dapat digunakan sebagai salah satu alat diagnosis kinerja masing-masing Strategic Business Unit. Dengan rencana untuk melakukan IPO (Intial Public Offering) pada beberapa tahun yang akan datang, penciptaan nilai bagi Garuda Indonesia baik di tingkat Strategic Business Unit maupun di tingkat induk perusahaan sebelum melakukan IPO merupakan suatu hal yang harus dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kemampuan Garuda Indonesia untuk menciptakan nilai maka didapatkan hasil bahwa Garuda Indonesia pada tahun 2003 dan 2004 tidak dapat menghasilkan nilai bagi perusahaan. Penelitian ini juga menjawab pertanyaan mengenai peranan Strategic Business Unit kepada Garuda Indonesia. SBU yang dimiliki oleh Garuda Indonesia dapat berperan sebagai profit center. Akan tetapi laba yang dihasilkan oleh seluruh SBU Garuda Indonesia pada tahun 2004 tidak semuanya menghasilkan EVA yang positif. Mengenai kesiapan Garuda Indonesia untuk dapat mengimplementasikan EVA di dalam Garuda Indonesia sebelum melalukan IPO pada tahun 2009 (berdasarkan Strategic Plan Garuda Indonesia) sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan pada saat IPO, berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa Garuda Indonesia tidak siap mengimplementasikan EVA. Berdasarkan hasil penelitian jika Garuda Indonesia belum dapat meningkatkan kinerja pada saat IPO maka nilai Garuda Indonesia sekitar dibawah lima triliun rupiah, sebab hal ini berdasarkan kemampuan financial management dalam menghadapi struktur modal, hutang, biaya dan defisit yang dialami serta nilai ekuitas Garuda Indonesia. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
5374 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2006 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Corporate finance Airlines Strategic business unit Capital economic value added |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | ix, 121 p. : diagr. ; 30 cm & lamp |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |