Text
Aceh di mata kolonialis
Buku ini adalah karya terjemahan THE ACHEHNESE edisi bahasa Inggris dari buku DE ATJEHERS karangan Dr. C. Snocuck Hurgronje (1857 – 1936) yang ditulis dalam bahasa Belanda. Edisi bahasa Belanda sebagai karangan asli, jilid I terbit tahun 1893 dan jilid II tahun 1894; edisi terjemahan dalam bahasa Inggris—jilid I dan II diterbitkan enam belas tahun kemudian (1906) dengan kata Pengantar yang khusus ditulis oleh pengarangnya. Dengan demikian buku Snouck Hurgronje ini sudah lebih menjadi bahan bacaan masyarakat berbahasa Belanda dan Inggris sejak sebelum Indonesia merdeka.
Seperti diketahui hampir sebahagian besar buku ataupun para penulis yang membicarakan berbagai topik tentang: Nusantara, umat Islam (Indonesia) dan Aceh menggunakan buku ini sebagai salah satu bahan rujukan sehingga Snouck Hurgronje merupakan salah satu nama yang cukup tenar di kalangan ilmuwan, orientalis terutama oleh kaum kolonialis.
Buku ini kaya dengan berbagai informasi mengenai lika-liku kehidupan di Kesultanan dan suku bangsa di Aceh dan dapat menjadi salah satu rujukan bagi generasi masa kini dan masa mendatang yang bertanggung jawab untuk mengubah dan menyusun kembali peta antropologi budaya yang lebih luas dan menyeluruh, berangkat dari dan dengan Wawasan Nusantara.
Tulisan Snouck Hurgronje ini tentu saja tidak terpisah dari keseluruhan pribadi Snouck Hurgronje dan kedudukannya selaku Penasehat terhormat kaum kolonialis Belanda. Ia telah memainkan peranan yang sedemikian banyak, ia seorang ilmuwan dan dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia mengabdi kepada kepentingan kaum kolonialis dengan cara-cara yang tercela. Oleh karena itu ia menjadi tokoh yang diperdebatkan (kontroversial).
Sementara itu perlu pula dingat bahwa Dr. C. Snouck Hurgronje tiada lain adalah seorang orientalis Belanda dan di masa lalu beranggapan, “Sangat bertanggung jawab untuk membawa peradaban kepada bangsa-bangsa Timur”, dengan sendirinya buku ini juga akan merupakan pandangan dan tafsiran serta bertitik tolak untuk kepentingan imperialis kolonialis. Sebagai contoh Pahlawan Nasional Teuku Umar, dipandang tidak lebih sebagai seorang “penyamun, penipu yang cerdik, licik tidak dapat dipercaya” dan selanjutnya lukisan ini dijadikan cap stempel kepada seluruh suku bangsa Aceh sehingga menjadi “pegangan” politik pemerintah kolonial Belanda bahkan sampai-sampai hampir mencekoki banyak kalangan para pengambil keputusan selama puluhan tahun.
Dalam hubungan tulisan Snouck Hurgronje ini yang menjadi landasan politik kaum kolonialis Belanda untuk menghancurkan tanpa mengenai ampun terhadap Kesultanan dan suku bangsa Aceh, sejarah Nusantara mencatat bukti lain karena perang kolonial yang berlangsung cukup lama lebih kurang tujuh puluh tahun (Maret 1873 sampai dengan Maret 1942) sebuah perang yang (hampir) tidak dimenangkan oleh pihak Belanda secara menyeluruh.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
959.811 HUR a | PSB lt.1 - B. Penunjang | 1 |
Penerbit | Jakarta Yayasan Soko Guru., 1985 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Aceh Achinese Indonesian people |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | Jil. I (xxxv, 502 ) ; Jil. II (x, 447 p.) : ill. ; 21 cm. |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |