Text
Akuntansi heritage asset; studi komparasi di Indonesia dengan Swedia, New Zeland, dan Ingris (United Kingdom) diajukan oleh Rosita Nurwijayanti
Reformasi sistem akuntansi pemerintahan dari basis kas menuju akrual membawa perubahan tersendiri dalam pencatatan akuntansi pemerintahan Indonesia. Ada beberapa issue atau topik yang penting dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual sepenuhnya, salah satunya adalah akuntansi heritage asset, atau dalam PSAK Indonesia diartikan sebagai aset bersejarah. Pada beberapa negara maju, akuntansi heritage asset telah diterapkan untuk mencatat aset bersejarah yang dimiliki oleh pemerintah. Pencatatan ini meliputi pengakuan, penilaian, pengungkapan serta penyajian aset bersejarah sebagai aset tetap dalam neraca. Indonesia sendiri karena sistem akuntansinya masih berbasis kas menuju akrual (cash toward accrual), maka belum dilakukan penyajian dalam neraca. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Indonesia hanya mensyaratkan pengungkapan aset bersejarah dalam catatan atas laporan keuangan sebatas unit fisik tanpa nilai. Karya akhir ini akan membahas akuntansi heritage asset di tiga negara yang dianggap mewakili arus utama (mainstream) dunia, yaitu Swedia, New Zealand, dan Inggris yang selanjutnya akan memberikan masukan bagi Indonesia dalam praktek penerapan akuntansi heritage asset.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
5681 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2007 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Accounting Public accounting Governmental accounting Assets |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | viii, 109 p., 8 p. ; 29 cm & lamp. |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |