Text
Perancangan sistem pengukuran kinerja dan implementasi balanced scorecard pada PT. ABC
Sejarah telah mencatat bahwa kalau terjadi pergantian abad maka peristiwa itu cenderung disertai dengan perubahan drastis dalam bidang sosial, ekonomi, teknologi dan cara melakukan bisnis. Pergantian era pertanian ke era industri telah berpengaruh terhadap pengertian dan pengukuran kekayaan (wealth). Dalam era pertanian pengertian kekayaan pada umumnya diasosiasikan dengan kepemilikan tanah dan sumber daya alam, sedangkan di era industri selain juga pada kepemilikan tanah dan sumber daya alam, ditambah dengan asset fisik lainnya seperti mesin, pabrik, inventori dan properti. Implikasi dari pengertian kekayaan yang berkaitan dengan asset fisik yang berwujud adalah tumbuhnya sebuah paradigma yang menganggap bahwa ukuran keberhasilan dalam berbisnis terkait dengan kepemilikan asset fisik. Selama paruh pertama abad ke 20 ? disebut sebagai zaman emas era industri ? hadir kelompok bisnis yang mengandalkan operasinya pada sistem pabrik dan mesin. Perusahaan yang bersifat factory based ternyata mampu berkembang dengan cepat berkat kemampuannya dalam menerapkan prinsip ? prinsip manajemen seperti pembagian proses manajemen ke dalam fungsi ? fungsi yang spesifik ? produksi, pemasaran, keuangan, sumber daya manusia. Ditopang oleh kemajuan yang terjadi dibidang teknologi angkutan, terutama di darat dan laut, dan teknologi komunikasi, maka sejarah telah menyaksikan terjadinya proses industrialiasi yang melanda hampir seluruh dunia, tetapi sayang, tidak membuahkan kemajuan industri yang merata. Bahkan ada kecenderungan jurang antara yang berhasil dan yang kurang berhasil membangun industrinya menunjukkan arah yang semakin lebar.Sementara ini abad ke ? 20 telah berlalu dan dunia sekarang berada di awal abad ke ? 21. sebuah era yang sering dijuluki sebagai era informasi atau era ilmu pengetahuan. Kini giliran bisnis berbasiskan kekuatan era industri yang mendapat saingan keras dari bisnis yang mengandalkan pada kekuatan era informasi. Dalam era baru telah muncul faktor produksi baru yakni pengetahuan (knowledge) yang diperkirakan oleh banyak pakar manajemen bisnis akan menggantikan dominasi asset berwujud dan nyata (tangibles) dalam kancah persaingan bisnis global. Menurut Drucker, kekuatan otot, mesin bahkan listrik secara bertahap akan digantikan oleh kekuatan daya pikir atau inteligensia (brain power). Dengan makin berkembangnya bisnis berbasiskan pengetahuan maka peranan potensi asset non ? keuangan dalam percaturan bisnis pada masa sekarang ini menjadi semakin penting, untuk itu diperlukan suatu perangkat manajemen yaitu Balanced Scorecard (BSC) yang merupakan suatu metode pengukuran yang bukan ditinjau dari perspektif keuangan saja tetapi juga perspektif non keuangan, dimana metode tersebut menggunakan pendekatan empat perspektif yaitu : -Perspektif Finansial -Perspektif Pelanggan -Perspektif Internal Bisnis Proses -Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran. Pendekatan Balanced Scorecard bukan hanya tetap mempertahankan tolok ukur kinerja keuangan tetapi juga dilengkapi dengan tolok ukur pemicu (drivers) atau lead indicators ? suatu tolok ukur yang dipersamakan dengan kinerja keuangan masa depan. Tolok ukur inilah yang biasa disebut sebagai tolok ukur non ? keuangan yang menjelaskan bagaimana kinerja keuangan dapat dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. ABC. Perusahaan ini didirikan pada tgl. 13 Nopember 1990, pada mulanya kegiatan usahanya sebagian besar dari pembiayaan konsumen adalah untuk pembiayaan mobil. Akan tetapi setelah adanya krisis yang menimpa ekonomi Indonesia pada tahun 1997, portfolio perusahaan lebih berkonsentrasi kepada pembiayaan sepeda motor. Hal ini sejalan dengan kondisi masyarakat yang sebagian besar adalah masyarakat dengan pendapatan menengah kebawah yang menjadikan sepeda motor sebagai alat transportasi yang dapat diupayakan kepemilikannya. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan dan kondisi perekonomian yang semakin membaik, maka sekitar tahun 2003 an perusahaan bukan hanya membiayai kendaraan saja tetapi sudah merambah ke retail seperti pembiayaan barang elektronik, sesuai dengan visi PT. ABC pada waktu itu yaitu ?To be the Best and Most Reputable company focus on Consumer Finance Services? , dan dengan misi : ?Most Preferred Business Partner ? Best Service to Customers ?Best Employees Satisfaction ? Best Return to Shareholders Sesuai dengan perkembangan perusahaan yang semakin besar maka pada tahun 2004 visi PT. ABC diubah menjadi ?World Class Consumer Finance Company? dan dengan misi ?Brings Tomorrow Today to the Nations?. Dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut PT. ABC menggunakan tool atau perangkat balanced scorecard sebagai alat monitoring pencapaian target kinerja perusahaan. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 570/06 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Jakarta Magister Akuntansi FEUI., 2006 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Strategic management Performance measurement Financial performance Balanced scorecard System design |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | ix, 97 p. : grafik, diagr. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |