Text
Evaluasi tingkat pengungkapan informasi laporan tahunan 10 bank go publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2003 sampai tahun 2005
Tahun 2005 merupakan tahun yang dinamis dan penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia, terutama setelah melewati triwulan I-2005. Meskipun lebih tinggi dibandingkan tahun 2004, pertumbuhan ekonomi tahun 2005 cenderung melambat seiring dengan semakin kuatnya tekanan pada kestabilan makro ekonomi. Tekanan pada kestabilan makroekonomi meningkat sejak triwulan II-2005 dengan menurunnya kinerja neraca pembayaran, melemahnya nilai tukar rupiah, dan tingginya inflasi. Dengan masih relatif tingginya tekanan inflasi ke depan, Bank Indonesia akan secara konsisten mengarahkan kebijakan moneter untuk mencapai inflasi yang rendah dalam jangka menengah dan panjang. Secara umum, prospek ekonomi Indonesia pada 2006 diperkirakan akan kembali membaik. Perkiraan ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang meningkat serta inflasi yang kembali turun seiring dengan nilai tukar yang stabil dan cenderung menguat. Dalam dua triwulan pertama 2006, dampak kenaikan harga yang terjadi di 2005 pada konsumsi dan investasi diperkirakan masih akan menahan akselerasi pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, memasuki paro kedua 2006, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik sejalan dengan implementasi berbagai kebijakan. Pemerintah di sektor riil yang didukung oleh terjaganya stabilitas makroekonomi serta membaiknya persepsi bisnis para pelaku ekonomi dan kepercayaan masyarakat. Uraian kondisi makroekonomi Indonesia di atas diambil dari Laporan Bank Indonesia. Dalam memasuki era persaingan global, Indonesia memang dihadapkan pada situasi yang sangat dinamis dan cepat berubah-ubah. Perekonomian Indonesia harus didukung oleh fundamental keuangan dalam negeri yang cukup kuat. Penggalangan dana masyarakat dan pemodal dalam negeri harus dilakukan untuk mendukung perekonomian dan pembangunan bangsa. Sebagai salah satu sarana penghimpun dana adalah perbankan dan pasar modal, dimana keduanya diharapkan dapat menjadi bagian tulang punggung perekonomian Indonesia. Perbankan sudah dikenal lebih luas oleh masyarakat sebagai sarana berinvestasi melalui berbagai produk perbankan. Perbankan juga digunakan sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam mengendalikan perekonomian melalui kebijakan moneter. Pasar modal adalah suatu sarana lain untuk berinvestasi namun belum dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Perlambatan kinerja investasi pada 2005 mengindikasikan tantangan untuk memperkuat peran investasi dalam struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tantangan tersebut tidak hanya berkaitan dengan proses penyesuaian pelaku ekonomi terhadap dampak tingginya inflasi, depresiasi nilai tukar rupiah dan ketersediaan sumber pembiayaan, namun juga berhubungan dengan beberapa kendala struktural yang berkaitan dengan penciptaan iklim investasi yang kondusif. Hasil identifikasi menggambarkan kendala tersebut antara lain mencakup efisiensi birokrasi, regulasi, pajak, kesiapan infrastruktur, dan yang paling penting adalah keterbukaan atau transparansi informasi baik keuangan maupun non keuangan. Dalam melakukan investasi, seorang investor membutuhkan informasi yang luas yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan apakah akan melakukan investasi atau tidak. Kegunaan pengungkapan informasi tergantung pada informasi yang disajikan, yaitu relevan, reliable, dan understandable (McBride, 1996). Informasi yang relevan adalah informasi yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi yang reliable adalah informasi yang dapat dipercaya tingkat kebenarannya dan bebas dari pengaruh lain yang signifikan. Informasi yang dapat dipahami (understandable) adalah informasi yang disajikan mudah bagi para pengguna untuk memahami dan mengambil kesimpulan atas penyajian informasi tersebut. Penelitian atas 10 sampel Laporan Tahunan Bank yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan, baik yang diwajibkan oleh ketentuan Bank Indonesia dan Bapepam maupun secara sukarela. Laporan Tahunan yang dijadikan sample penelitian juga dari rentang waktu 3 tahun antara tahun 2003-2005 untuk dapat mengetahui apakah ada peningkatan kualitas pengungkapan informasi. Dari hasil penelitian terlihat kualitas pengungkapan informasi dalam Laporan Tahunan bank-bank tersebut sudah cukup baik karena masuk dalam kategori informatif dan cukup informatif. Artinya adalah informasi yang disajikan dalam Laporan Tahunan relevan, reliable, dan understandable bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.Ada bibliografi dan tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 631/06 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Jakarta Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi UI., 2006 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Banks Financial reporting Capital markets Financial statements Annual reports Financial information |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | v, 93 p., 27 p. : diagr., il. ; 28 cm & lamp. |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |