Analisis perbandingan industri bank perkreditan rakyat dengan teknologi financial di Indonesia
Tujuan - Untuk menganalisis model bisnis Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan teknologi keuangan, untuk menganalisis model bisnis BPR dengan teknologi finansial (tekfin) dari input, proses, hingga output dalam manajemen aset-kewajiban, risiko industri, dan harga. Desain / Metodologi pendekatan - Serangkaian wawancara terstruktur dengan ketua BPR terpilih dari 3 klasifikasi BPR, ketua asosiasi BPR Indonesi, CEO dan Wakil Presiden dari tekfin. Hasil wawancara akan dianalisis dengan analisis kualitatif untuk mendapatkan hasil dari tujuan penelitian. Temuan - Temuan ini menunjukkan bahwa BPR dan tekfin yang menjadi responden memiliki model bisnis yang berbeda tetapi keduanya memiliki kesamaan untuk membiayai produk yang menargetkan UKM kategori mikro dan menengah dengan ukuran tiket kredit mikro Rp 3 juta - 5 juta rupiah dan pinjaman bisnis menengah dengan ukuran tiket Rp 100-300 juta rupiah, yang merupakan pasar utama BPR KU 1 yang merupakan grup bisnis BPR terbesar di Indonesia, yaitu 87% dari total industri BPR. Sumber BPR harus memperhatikan aset dan likuiditas untuk dipelihara dan tidak menjadi kerugian bagi BPR jika terjadi kelebihan likuiditas. Sementara tekfin, tidak mengatur aset dan likuiditas karena pembiayaan bergantung pada dana investor yang akan langsung didistribusikan setelah keputusan dari investor. Dalam menentukan harga pada RB yang ditentukan oleh Cost of Fund dan Over Head, rata-rata bunga pinjaman berkisar antara 21% -24%. Seperti halnya tekfin, bunga berkisar antara 11% -30% tergantung pada hasil analisis penilaian kredit. BPR sangat terhambat oleh peraturan dibandingkan dengan tekfin, seperti dari tingkat maksimum pinjaman dan kegiatan bisnis serta area area terbatas berdasarkan modal inti BPR yang diklasifikasikan dalam kegiatan bisnisnya. Salah satu tekfin telah menerapkan metode analitis yang lebih terintegrasi seperti penilaian psikometrik dengan penilaian demografis yang terkait dengan data sains sehingga prosesnya lebih cepat dan tekfin dapat tumbuh sangat cepat dibandingkan dengan BPR yang memiliki produk yang sama. Keterbatasan penelitian - Penelitian ini hanya berjalan di beberapa klasifikasi kelas BPR di wilayah Jabodetabek dan sampel dari tekfin di Indonesia. Terlepas dari keterbatasan ini, temuan penelitian ini memungkinkan konstruksi model yang menyoroti masalah dan tantangan yang mungkin timbul dalam BPR karena munculnya teknologi keuangan. Orisinalitas / Nilai - Makalah ini menambah literatur tentang BPR dan Fintech dengan memungkinkan para peneliti dan praktisi memahami model bisnis mendalam BPR dan Fintech di Indonesia. Ini juga berkontribusi dalam memperkaya pengetahuan di wilayah keuangan mikro Indonesia.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 097/18 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Jakarta Program Studi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia., 2018 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Financial service industry Banking industry Liability Financial technology Asset management |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xiv, 70 p. : il. ; 30 cm. |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |