Text
Pengaruh indeks volatilitas global (VIX) terhadap tren cadangan devisa di negara emerging market
Turbulensi ekonomi global atau krisis ekonomi global merupakan satu masalah besar dalam perekonomian yang saling terintegrasi, khususnya pada saat ini. Adanya turbulensi ekonomi global yang tercermin melalui indeks volatilitas global sebagai early warning system terhadap krisis yang berhubungan langsung dengan cadangan devisa, mengingat fungsi cadangan devisa itu sendiri sebagai bentuk recovery atau intervensi terhadap terjadinya turbulensi ekonomi global. Oleh karenanya perlu dilihat bagaimana hubungan turbulensi ekonomi global (yang tercermin melalui indeks volatilitas global) terhadap tren cadangan devisa di negara emerging market, khususnya di enam negara (Brazil, Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand, dan Turki) sebagai negara subjek penelitian, dengan membagi keenam negara tersebut menjadi dua kelompok; Fragile Groups (Brazil, Indonesia, dan Turki) dan Robust Groups (Malaysia, Philipina, dan Thailand). Selain tren cadangan devisa, penelitian ini juga akan melihat perubahan realokasi asset keenam negara tersebut, yang disinyalir banyak pergeseran kearah asset yang dinilai lebih likuid dan konvertibel. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh indeks volatilitas global terhadap tren cadangan devisa di negara emerging market dan menganalisis perubahan realokasi asset cadangan devisa mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data panel, data yang digunakan berupa time series (tahun 1990-2014) dan cross section (enam negara kelompok emerging market countries). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari International Monetary Fund (IMF), International Financial Statistics (IFS), World Bank Indicators (WDI), World Integrated Trade Solution (WITS), Chicago Board Options Exchange (CBOE) dan World Bank. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis panel dengan metode FEM digunakan alat bantu software STATA 12. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empat dari enam variabel memiliki pengaruh yang signifikan, dimana: FDI, dan Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa, sedangkan untuk Impor, dan M2 berpengaruh negatif dan signifikan. Namun untuk variabel volatility index (VIX) dan short-term debt masing-masing berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan. Selain itu perubahan realokasi asset juga sangat terasa perubahannya, mata uang basket special drawing right (SDR) telah bergeser ke mata uang negara maju lainnya (seperti: CHF, AUD, CAD, NZD, DKK, NOK, dan SEK). Tidak hanya mata uang negara maju diluar basket SDR yang menjadi pereferensi baru pasca krisis ekonomi global, tetapi Renminbi (Yuan) dan mata uang EMCs lainnya juga menjadi primadona baru. Saran peneliti ini ditunjukkan untuk masing-masing reserve managers keenam negara subjek penelitian, dimana sebaiknya jangan terlalu bergantung dengan short-term debt. Mengingat indikator kerentanan suatu negara terhadap krisis atau turbulensi ekonomi global berdasarkan rasio short-term debt terhadap cadangan devisa. Selain itu keenam negara harus segera untuk melakukan realokasi assets ke arah yang lebih likuid dan konvertibel , dapat beralih kepada SDR dan foreign exchange reserves dengan mata uang basket SDR, diluar basket SDR, atau negara EMCs lainnya. Selain itu bentuk antisipasi atau pembelajaran pasca krisis yang terjadi adalah dengan meningkatkan cadangan minimum di IMF atau institusi keuangan lainnya, sebagai dana cadangan yang dapat digunakan sewaktu-waktu.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
10110 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia., 2016 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Economic crises Volatility Emerging market Foreign exchange reserve |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xviii, 118 p. : il. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |