Text
Trade openness, exchange rate pass-througrh, and inflation : Evidence from Asia economies
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang dikemukakan oleh Romer (1993) bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan perdagangan dengan inflasi. Untuk melihat konsistensi dari hubungan tersebut, nilai exchange rate pass-through (ERPT) yang telah diestimasi diikutsertakan sebagai salah satu determinan penting untuk menjelaskan inflasi. Penelitian ini menggunakan data panel kuartalan yang bersifat unbalanced dari 6 (enam) negara Asia terpilih pada kurun waktu 1994 sampai dengan 2013. Hasil regresi penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan perdagangan dengan inflasi, tetapi hasil ini menjadi tidak signifikan ketika ERPT dimasukkan ke dalam persamaan regresi yang sama dengan keterbukaan perdagangan. Sementara itu, nilai ERPT selalu bersifat positif dan signifikan dalam menjelaskan inflasi di setiap model regresi yang digunakan. Hasil empiris ini membuktikan bahwa hipotesis Romer ditolak di negara-negara Asia dan pergerakan nilai tukar terhadap harga impor bersifat penting untuk menjelaskan kenaikan inflasi pada kawasan ini.Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis yang dikemukakan oleh Romer (1993) bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan perdagangan dengan inflasi. Untuk melihat konsistensi dari hubungan tersebut, nilai exchange rate pass-through (ERPT) yang telah diestimasi diikutsertakan sebagai salah satu determinan penting untuk menjelaskan inflasi. Penelitian ini menggunakan data panel kuartalan yang bersifat unbalanced dari 6 (enam) negara Asia terpilih pada kurun waktu 1994 sampai dengan 2013. Hasil regresi penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara keterbukaan perdagangan dengan inflasi, tetapi hasil ini menjadi tidak signifikan ketika ERPT dimasukkan ke dalam persamaan regresi yang sama dengan keterbukaan perdagangan. Sementara itu, nilai ERPT selalu bersifat positif dan signifikan dalam menjelaskan inflasi di setiap model regresi yang digunakan. Hasil empiris ini membuktikan bahwa hipotesis Romer ditolak di negara-negara Asia dan pergerakan nilai tukar terhadap harga impor bersifat penting untuk menjelaskan kenaikan inflasi pada kawasan ini.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
10137 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia., 2016 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Exchange rate Inflation Economics Asia Trade openness |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xiv, 78 p. : il. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |