Text
Skema bagi hasil yang optimal pada pembiayaan usaha
Permasalahan utama yang dihadapi pada penggunaan skema bagi hasil adalah tingginya intensitas permasalahan moral hazard. Hal tersebut menyebabkan saat ini penggunaan skema bagi hasil kurang diminati oleh masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu desain skema bagi hasil yang optimal, baik bagi pemilik dana maupun entrepreneur. Skema bagi hasil yang optimal merupakan skema (rasio) bagi hasil yang secara efisien dapat mendorong entrepreneur untuk melakukan upaya terbaiknya dan dapat menekan terjadinya falsifikasi. Dengan demikian tingkat utilitas pihak-pihak yang berkontrak dapat dioptimalkan. Dalam studi / penelitian ini diketengahkan desain skema bagi hasil yang optimal, baik pada pembiayaan langsung maupun pada pembiayaan melalui perbankan syariah. Dalam hal ini digunakan dua choice variable baik bagi pemilik dana maupun entrepreneur, berupa upaya entrepreneur dan rasio bagi hasil, serta diakomodasi beberapa kendala, antara lain incentive compatibility constraint dan willingness to pay constraint. Dalam mendesain skema bagi hasil yang optimal digunakan kombinasi pendekatan first-order dan pendekatan second-order. Sementara itu solusi diperoleh dengan menggunakan metode optimisasi deterministik. Solusi first-best dari kontrak bagi hasil tersebut menunjukkan bahwa skema (rasio) bagi hasil yang optimal adalah sebesar rasio antara disutilitas marjinal atas upaya entrepreneur dan produktivitas marjinal atas upaya entrepreneur dalam menghasilkan profit. Sementara itu solusi second-best terdiri dari dua komponen. Komponen pertama sebagaimana pada solusi first-best, merupakan porsi untuk memenuhi reservation utility entrepreneur, yang sekaligus merupakan komponen insentif untuk mencegah terjadinya disinsentif atau untuk mendorong entrepreneur melakukan upaya terbaiknya, sedangkan komponen kedua merupakan premi yang diperlukan untuk mencegah entrepreneur melakukan tindakan falsifikasi. Baik pada solusi first-best maupun solusi second-best tersebut, level upaya yang optimal adalah sebesar level tertinggi yang mungkin untuk dilakukan oleh entrepreneur. Dalam studi/penelitian ini permasalahan moral hazard didekomposisi menjadi moral hazard tipe I (disinsentif) dan moral hazard tipe II (falsifikasi). Besamya moral hazard diukur dengan cara membandingkan solusi second-best dan solusi first-best. Pada kontrak bagi hasil yang optimal tidak terdapat permasalahan moral hazard tipe I dan permasalahan moral hazard tipe II dapat ditekan sedemikian rupa sampai titik optimalnya. Dengan diimplementasikannya skema (rasio) bagi hasil yang optimal, diharapkan tidak terjadi falsifikasi. Solusi berupa skema (rasio) bagi hasil yang optimal pada kontrak bagi hasil mudharabah, baik solusifirst-best maupun solusi second-best, sama den_gan solusi pada kontrak bagi hasil pada pembiayaan langsung. Sementara itu skema bagi hasil yang optimal pada kontrak bagi hasil musyarakah terdiri dari dua komponen. Komponen pertama terkait dengan kontribusi entrepreneur berupa tenaga dan keahliannya (upayanya), sedangkan komponen kedua terkait dengan kontribusinya atas modal usaha. Permasalahan moral hazard yang dihadapi pada kontrak b agi hasil pada pembiayaan oleh bank syariah serupa dengan yang dihadapi pada pembiayaan langsung.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
D 265 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2010 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Financing Entrepreneurs Profit sharing Business financing model hazard Falsification |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xxi, 293 p. : diagr. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |