Text
Peran inovasi sebagai variabel mediasi dalam model ESP (Environment-Strategy-Performance) : Studi empiris pada industri Penerbangan Indonesia
Angkutan udara di Indonesia periode 2000-2007 bertumbuh rata-rata di atas 20% per-tahun (Ditjen Hubud, 2007); demikian juga di pasar dunia, karena dorongan deregulasi dan perubahan eksternal (ekonomi, teknologi, globalisasi) (Hanlon, 2007). Beberapa perusahaan penerbangan di Indonesia dapat berkembang, namun perusahaan penerbangan lainnya tidak sedikit mengalami kerugian dan sulit menutup biaya operasi penerbangan (Airline Business, 2008). Kecenderungan di atas dilatar belakangi, antara lain, oleh ketidakpastian tinggi pada lingkungan industri penerbangan, sehingga perusahaan sulit merespon secara memadai (Doganis, 2006) . Paradigma Environment - Strategy - Performance (ESP) menjelaskan bahwa perubahan lingkungan perlu diadaptasi melalui orientasi strategi untuk berkinerja secara berkelanjutan (Miles & Snow 1978; Desarbo et al., 2005). Narnun paradigma ESP mengindikasikan perusahaan tidak akan mampu bertahan dengan single strategy terhadap lingkungan yang turbulence. Namun beberapa perusahaan penerbangan yang berhasil survive dan berkembang telah rnengembangkan model bisnis berbasis inovasi (Franke, 2007), tetapi studi tentang peran inovasi dalam model ESP masih parsial (O'Regan & Ghobadian, 2005; Blumentritt & Danis, 2006). Penelitian ini menguji peran inovasi sebagai variabel mediasi dari ketidakpastian lingkungan dan orientasi strategi terhadap kinerja bisnis. Obyek penelitian ini memfokuskan pada cabang perusahaan penerbangan dengan kemandirian dan kewenangan yang bersifat serni-otonom dalam mengelola bisnis pada wilayah operasinya. Penelitian ini mempelajari juga ketersediaan fasilitas dan la yanan bandar udara dimana cabanglstation beroperasi sebagai variabel memoderasi efektivitas orientasi strategi dan inovasi dari cabang perusahaan penerbangan. Survei pada 167 cabang perusahaan penerbangan berjadual pada 27 bandar udara di Indonesia, dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM), menunjukkan hasil uji bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh pada kinerja bisnis, tetapi berpengaruh positif pada orientasi strategi. Namun orientasi strategi tidak berpengaruh signifikan pada kinerja. Sedangkan inovasi berpengaruh positif dalam memediasi ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja dan orientasi strategi terhadap kinerja, sehingga inovasi merupakan respon fleksibel pada turbulansi lingkungan dan orientasi strategi untuk meningkatkan kinerja. Model ESP memperlihatkan kelemahan pada penggunaan strategi dengan single response terhadap ketidakpastian lingkungan sehingga tidak memperbaiki kinerja. Maka model ESP memerlukan inovasi (multi responses) untuk perusahaan berkinerja, sehingga penelitian ini mengajukan konstruk teori baru ESIP (Environment-Strategy-Innovation-Performance) agar perusahaan lebih responsif terhadap ketidakpastian lingkungan serta efektif implementasi strategi. Implikasi manajerial penelitian ini mengarahkan perusahaan penerbangan (head office dan cabang) untuk lebih inovatif dalam jasa penerbangan; dengan ditopang sikap prospector (proaktif mencari peluang baru) pada cabang yang mengakar dalam skala korporasi perusahaan (corporate entrepreneurship), namun didukung oleh lingkungan internal berbasis inovasi model bisnis. Irnplikasi pada kebijakan publik adalah deregulasi bisnis penerbangan khususnya perijinan, tarif dan rute agar bertumbuh industri penerbangan di Indonesia yang lebih kompetitif. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
D 283 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2009 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Strategic management Innovation Entrepreneurship Business model Business Performance Strategic orientation Airlines industry Business Perness model |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xix, 382 p. : diagr. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |