Curah hujan sebagai nilai picu estimasi kerugian asuransi berbasis indeks iklim
Asuransi pertanian berbasis indeks iklim di Indonesia belum memiliki riwayat klaim (kerugian) akibat kekeringan karena defisit hujan saat tesis ini ditulis. Padahal, riwayat tersebut dalam industri, secara empiris digunakan untuk perkiraan cadangan. Sementara itu pengembangannya kedepan, kerugian terekspektasi perlu diestimasi. Data curah hujan harian, sejak 1990 sampai dengan tahun 2015 di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, dianalisa untuk perkiraan kerugian hipotetikal, yang kejadiannya muncul kerena curah hujan kumulatifnya kurang dari nilai picu curah hujan defisit. Kerugian terekspektasi selama musim kemarau dan musim hujan di Kabupaten Majalengka adalah Rp 3.944.620,- dan Rp 4.667.250,- secara beruturan (per kontrak polis bila pertanggungan berdasarkan modal produksi padi sebesar Rp 12.700.000,- per masa tanam per Ha tahun 2014) dengan nilai picu curah hujan 46,60 mm dan 361,37 mm secara berurutan. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 110/17 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Tidak tersedia versi lain