Logo

Pusat Sumber Belajar FEB UI

  • FAQ
  • Berita
  • Rooms
  • Bantuan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
  • Search
  • Google
  • Advanced Search
*sometimes there will be ads at the top, just scroll down to the results of this web
No image available for this title

Text

Bagaimana memastikan terjadinya manajemen perbaikan melalui program pengembangan kompetensi manajerial (Studi kasus : PT Rajawali Nusantara Indonesia)

Alberto Daniel Hanani (Pembimbing/Promotor) - ; Adlan, Yoke Arfela - ;

PT Rajawali Nusantara Indonesia merupakan sebuah BUMN yang bergerak di bidang agroindustri, farmasi, alat kesehatan, distribusi, perniagaan dan properti. Saat ini PT RNI mengelola 14 anak perusahaan. Pertumbuhan PT RNI kian menurun dari tahun 2013 hingga tahun 2014 dikarenakan berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Pada tahun 2015 dilakukan pembenahan untuk meningkatkan pertumbuhan Perusahaan. Salah satu pembenahan yang dilakukan adalah bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam menyiapkan SDM yang handal dan unggul, Perusahaan menata ulang program-program SDM. Salah satu kebutuhan mendesak dalam rangka meningkatkan kualitas SDM adalah implementasi kembali program pengembangan manajerial di RNI yang sempat terhenti dari tahun 2013. Sebagai akibat dari pemberhentian program tersebut, perusahaan kesulitan mendapatkan pekerja yang mumpuni untuk mengisi posisi yang lebih tinggi. Pada tahun 2016, perusahaan mulai melakukan implementasi kembali program pelatihan manajerial. Namun, muncul masalah baru setelah implementasi kembali program tersebut. Pekerja tidak memiliki motivasi untuk mengikuti pelatihan yang mengakibatkan output dari program tersebut tidak memuaskan. Timbul dilema dalam menjalankan program ini sementara masalah kompetensi pekerja yang kurang mumpuni sudah sangat mendesak untuk diselesaikan dalam proses pembenahan perusahaan. Teori Kotter menjadi kerangka dasar dalam analisis manajemen perubahan melalui program pengembangan kompetensi manajerial di RNI. Dengan menggunakan metode wawancara terstruktur kepada aktor pengambil keputusan, diketahui bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya belum adanya agent of change, komunikasi yang tidak maksimal dan ketidakpuasan pekerja terhadap pelatihan yang diberikan. Sehingga solusi yang diberikan adalah melakukan pembentukan agent of change, memperbaiki saluran komunikasi, leading motivate languages, pembentukan quick win dan pembentukan guide to leading organizational through managerial competencies development.Ada tabel


Ketersediaan

Call NumberLocationAvailable
T 161/16PSB lt.2 - Karya Akhir1
PenerbitDepok: Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia 2016
Edisi-
SubjekChange management
Organizational change
Human resource management
Manager
ISBN/ISSN-
Klasifikasi-
Deskripsi Fisikxv, 140 p. : il. ; 30 cm
Info Detail Spesifik-
Other Version/RelatedTidak tersedia versi lain
Lampiran BerkasTidak Ada Data

Pencarian Spesifik
Where do you want to share?