Text
Informal cross border trade : Who Participates and what is the impact of participation on income? A Case study in Entikong, Indonesia
Penelitian ini menganalisis faktor penentu keputusan individu untuk berpartisipasi dalam perdagangan lintas batas informal (ICBT) dan sejauh mana pendapatan rumah tangga dipengaruhi oleh partisipasi individu dalam perdagangan informal. Dengan menerapkan metode pengambilan sampel melalui snowball method, peneliti melakukan survey kepada 77 individu yang melakukan perdagangan lintas batas informal dan 70 individu yang tidak melakukan perdagangan lintas batas tradisional yang menetap di sekitar daerah perbatasan Entikong, Indonesia. Kuesioner perdagangan lintas batas informal diadopsi dari Uganda Bureau of Statistics (UBOS) tahun 2008. Perdagangan lintas batas informal tidak dikenakan pajak akan tetapi bersifat resmi sesuai Border Trade Agreement 1970. Perdagangan lintas batas informal mengizinkan pedagangan untuk melakukan aktivitas jual beli barang-barang tertentu di daerah tertentu di bawah Rp. 2.025.900 (RM 600). Jumlah barang yang diperdagangkan setiap bulan juga terbatas. Untuk mengidentifikasi peran perdagangan lintas batas informal bagi daerah Entikong, peneliti menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Pertama, sebuah model partisipasi dalam perdagangan lintas batas tradisional diestimasi menggunakan regresi multivariat logit. Hasil penunjukkan bahwa gender, lokasi, jarak, banyaknya jumlah pekerjaan yang dimiliki, posisi sebagai kepala rumah tangga dan kepemilikan asset mempengaruhi keputusan individu untuk berpartisipasi dalam perdagangan lintas batas informal. Kedua, sebuah model regresi OLS digunakan untuk menginvestigasi manfaat moneter bagi individual dari perdagangan lintas batas informal. Hasil mengindikasikan bahwa partisipasi dalam perdagangan lintas batas informal mendorong pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga, khususnya pendapatan sekunder di daerah Entikong sebagai hasil dari perluasan perdagangan lintas batas informal. Ketiga, peneliti memeriksa karakteristik dari perdagangan lintas batas informal dan menunjukkan bahwa komoditas ekspor utama adalah terong dan lada. Sedangkan komoditas impor utama adalah gula dan minyak goreng. Profit yang dihasilkan dari perdagangan lintas batas informal ini sebagian besar digunakan sebagai modal untuk diinvestasikan kembali, membayar pinjaman, dan membayar biaya sekolah anak. Peneliti menyimpulkan bahwa perdagangan lintas batas informal diperlukan sebagai sumber pendapatan yang penting bagi individu di Entikong dan sebagai mekanisme individu untuk menyelesaikan suatu masalah. Ketiadaan perdagangan lintas batas informal akan membuat kondisi perekonomian rumah tangga semakin memburuk, sehingga pemerintah perlu langkah lebih lanjut untuk menyelesaikan situasi tersebut melalui program jaminan social yang mahal. Akan tetapi, masih dipertanyakan apakah pemerintah benar-benar mendapatkan manfaat dari formalisasi perdagangan skala kecil ini. Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 293/15 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia., 2015 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Trade Multivariate analysis Income Cross border trade |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | ix, 79 p. : il. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |