Text
Analisis dampak pembangunan infrastruktur melalui koridor metropolitan priority area (MPA) twerhadap pertumbuhan perekonomian DKI Jakarta (Analisis input output)
Konektifitas infrastruktur Jakarta dengan kota Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi sebagai kota penyangga dapat meningkatkan hubungan keterkaitan antar sektor ekonomi, hal tersebut melatar belakangi KP3EI merumuskan Jabodetabek Metropolitan Priority Area (MPA) sebagai sarana Program Percepatan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi melalui pembangunan infrastruktur. Berkaitan dengan peran dan fungsinya sebagai ibukota negara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 dan posisi strategis dalam penyumbang PDRB Jabodetabek dan PDB Indonesia terbesar, Provinsi DKI Jakarta dituntut terus berbenah diri melalui pembangunan untuk dapat mengatasi berbagai permasalahan yang kompleks. Struktur perekonomian di DKI Jakarta pada tahun 2011, keterkaitan ke belakang total terbesar terjadi pada sektor 10 (industri pupuk, kimia dan barang dari karet) sebesar 3,586958; Keterkaitan ke depan total terbesar terjadi pada sektor 10 (industri pupuk, kimia dan barang dari karet) sebesar 6,5545510; menempatkan sektor 6 (makanan, minuman dan tembakau), sektor 9 (kertas dan barang cetakan), sektor 10 (pupuk, kimia dan barang dari karet), sektor 13 (alat angkut, mesin dan peralatannya), sektor 15 (listrik) menjadi sektor kunci dianalisa menggunakan tabel input output DKI Jakarta 2006 yang sudah di perbaharui menjadi 2011 menggunakan metodologi RAS. Pada tahun tersebut, pengganda output total terbesar adalah sektor 10 (industri pupuk, kimia dan barang dari karet) sebesar 3,586958048; Pengganda pendapatan total terbesar adalah sektor 10 (industri pupuk, kimia dan barang dari karet) sebesar 0,9150094; Pengganda lapangan kerja terbesar adalah sektor 26 (angkutan udara) sebesar 0,0877197; Analisa investasi pembangunan infrastruktur melalui koridor MPA memiliki dampak yang signifikan di Provinsi DKI Jakarta kurun waktu 2012-2020, pada 15 proyek dengan nilai Rp. 110,357 trilyun di shock investasi pada sektor konstruksi, angkutan rel dan jasa penunjang angkutan sehingga terjadi kenaikan output total sebesar Rp. 217,681 trilyun, kenaikan pendapatan total sebesar Rp. 39,743 trilyun, kenaikan lapangan kerja total sebanyak 439.276 orang dalam perekonomian.Ada tabel
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
T 588/13 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Jakarta Program Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI., 2013 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Regional economy Economic growth DKI Jakarta Infrastrukture Input output |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xvii, 129 p. : il. ; 30 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |