Text
Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi fashion kolaboratif di Indonesia
Industri fashion merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia. Tidak hanya perusahaan sebagai produsen namun juga konsumen harus turut bertanggungjawab atas kondisi ini. Paradigma circular economy sebagai model bisnis berupaya untuk mengurangi sumberdaya baru yang digunakan dan juga mengurangi sampah yang dihasilkan dengan mentransformasi sistem produksi dan konsumsi. Konsumsi kolaboratif, seperti menyewa dan membeli produk bekas pakai diajukan sebagai salah satu langkah potensial menuju praktek konsumsi yang berkelanjutan. Namun masih sedikit penilitian yang menggali penenti perilaku konsumsi kolaborasi ini terutama pada konteks produk fashion di negara berkembang. Penelitian ini mengembangkan model teoritis dengan menggabungkan konsep dari pengetahuan produk, persepsi benefit, dengan theory of perceived risk dan theory of planned behavior. Pendekatan kuantitatif dan metode structural equation modeling digunakan didalam penelitian ini. Hasil penelitian yang melibatkan 342 responden menunjukkan bahwa persepsi risiko dan persepsi benefit mempengaruhi attitude terhadap konsumsi fashion kolaboratif, dan kemudian attitude mempengaruhi intensi konsumen dalam melakukan konsumsi fashion kolaboratif. Implikasi teoritis dan manajerial akan dibahas didalam penelitian ini..13/01/2020
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
MA 1378 | PSB lt.dasar - Pascasarjana | 1 |
Penerbit | Depok Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia., 2020 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Sustainability Theory of Planned Behavior Circular Economy Collaborative Consumption Theory of Perceived Risk second hand fashion |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | x, 138p, chart, tables, graphics, ills, 29 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |