Text
Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba dan koefisien respon nilai buku ekuitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menguji relevansi nilai laba akuntansi dan nilai buku ekuitas dalam menjelaskan harga saham. Penelitian juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba akuntansi dan koefisien respon nilai buku ekuitas yaitu ukuran perusahaan, risiko perusahaan, struktur modal, persistensi laba, laba negatif, profitabilitas perusahaan, pertumbuhan perusahaan, bias dalam akuntansi, dan periode pengujian.Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1994. Pengujian dilakukan dengan regresi variabel informasi akuntansi yang terdiri dari laba akuntansi dan nilai buku ekuitas terhadap harga saham yang disesuaikan dengan kemungkinan adanya pasar yang tidak efisien dengan menggunakan data tahun 1997-2001. Penyesuaian terhadap kemungkinan adanya pasar yang tidak efisien dilakukan dengan mengadopsi model yang dikembangkan oleh Aboody et al (2002). Pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien respon laba akuntansi dan koefisien respon nilai buku ekuitas dilakukan dengan meregresi laba akuntansi dan nilai buku ekuitas serta interaksi dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap harga saham.Hasil pengujian menunjukkan bahwa laba akuntansi dan nilai buku ekuitas berpengaruh positif terhadap harga saham. Hasil ini memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa laba akuntansi dan nilai buku ekuitas mempunyai relevansi nilai (Ohlson, 1995; Burgthaler dan Dichev, 1997, dan lain-lain). Laba akuntansi dan nilai buku ekuitas dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan harga saham.Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa koefisien respon laba akuntansi lebih besar pada perusahaan besar (Chaney dan Jeter, 1992), perusahaan yang memiliki laba permanen (Ohlson, 1995; Collins dan Kothari, 1989; Barth et al, 1998; dan Ou dan Sepe, 2002), dan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dan mengalami pertumbuhan yang tinggi (Zhang, G, 2000). Koefisien respon laba dipengaruhi secara negatif oleh risiko perusahaan, konsisten dengan Collins dan Kothari (1989), Easton dan Zmijewski (1989) dan Barth et al (1998). Sesuai dengan studi terdahulu, koefisien respon laba lebih kecil pada perusahaan yang struktur modalnya terdiri dari sebagian besar hutang (Dhaliwal et al, 1991; Dhaliwal dan Reynold, 1994; dan Billings, 1999), perusahaan yang memiliki laba negatif (Jan dan Ou, 1995; dan Hayn, 1995), dan perusahaan yang menerapkan akuntansi yang konservatif maupun liberal (Beaver dan Ryan, 2000; dan Zhang X., 2000). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya bahwa koefisien respon laba akuntansi lebih besar pada perusahaan besar (Chaney dan Jeter, 1992), perusahaan yang memiliki laba permanen (Ohlson, 1995; Collins dan Kothari, 1989; Barth et al, 1998; dan Ou dan Sepe, 2002), dan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dan mengalami pertumbuhan yang tinggi (Zhang, G, 2000). Koefisien respon laba dipengaruhi secara negatif oleh risiko perusahaan, konsisten dengan Collins dan Kothari (1989), Easton dan Zmijewski (1989) dan Barth et al (1998). Sesuai dengan studi terdahulu, koefisien respon laba lebih kecil pada perusahaan yang struktur modalnya terdiri dari sebagian besar hutang (Dhaliwal et al, 1991; Dhaliwal dan Reynold, 1994; dan Billings, 1999), perusahaan yang memiliki laba negatif (Jan dan Ou, 1995; dan Hayn, 1995), dan perusahaan yang menerapkan akuntansi yang konservatif maupun liberal (Beaver dan Ryan, 2000; dan Zhang X., 2000). Hasil penelitian ini juga menunjukkan hasil yang konsisten dengan studi terdahulu bahwa koefisien respon nilai buku ekuitas lebih besar pada perusahaan yang memiliki laba negatif (Jan dan Ou, 1995; Collins et al, 1997) dan lebih kecil pada perusahaan yang memiliki laba permanen (Ohlson, 1995; Ou dan Sepe, 2002), dan pada perusahaan yang menerapkan akuntansi yang konservatif maupun liberal (Beaver dan Ryan, 2000; dan Zhang X., 2000). Namun demikian, penelitian ini tidak memberikan dukungan atas pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap koefisien respon nilai buku. Pada periode krisis moneter, koefisien respon nilai buku ekuitas secara signifikan lebih besar dibandingkan pada periode masa pemulihan. Penjelasannya adalah karena pada periode krisis moneter, banyak perusahaan yang mengalami kerugian atau laba negatif, sehingga informasi laba tidak bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Akibatnya, informasi nilai buku ekuitas menjadi lebih relevan.Hasil pengujian menunjukkan koefisien respon laba hasil regresi yang disesuaikan dengan kemungkinan adanya pasar yang tidak efisien secara signifikan lebih besar dari koefisien respon laba hasil regresi yang tidak disesuaikan. Kesimpulan dari pengujian ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terlalu rendah (under-react) terhadap informasi laba. Sebaliknya, hasil pengujian menunjukkan bahwa perbedaan koefisien respon nilai buku ekuitas tidak signifikan antara kedua regresi tersebut. .18 Mei 2005
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
DMA 0041 | PSB lt.dasar - Pascasarjana | 1 |
Penerbit | Depok Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2005 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Akuntansi |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | - |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |