Text
Identifikasi faktor-faktor kekuatan tawar, kapasitas penyerapan mitra lokal terhadap appropriasi kinerja dalam International joint venture : Kajian manajemen puncak perusahaan international joint venture Indonesia - Jepang dalam industri otomotif
Sebagai salah satu bentuk aliansi stratejik, IJV tidak saja menyoroti aspek kegiatan bisnis untuk menjadi perusahaan yang kompetitif, akan tetapi juga menaruh perhatian pada aspek pertukaran, berbagi pengetahuan dan membangun kerjasama baik dalam pengembangan produk, teknologi maupun jasa. Melalui IJV, perusahaan mendapat akses ke aset atau kapabilitas komplementer; peluang belajar dari mitra; pengurangan biaya atau resiko, dibanding menjalankan usaha sendiri. Namun, IJV mengandung banyak kelemahan antara lain adanya biaya negosiasi dan koordinasi; kemungkinan munculnya opportunism untuk kepentingan sepihak, bahkan yang paling ditakuti adalah resiko bocornya pengetahuan atau ketrampilan khusus ke pihak lain. Mengingat resiko tersebut, IJV banyak diwarnai kegiatan tawar menawar (bargaining). Bargaining yang dilakukan dalam proses penciptaan nilai (value creation) atau dalam rangka mencapai tujuan tertentu, dilandasi semangat ko-operasi; akan tetapi bargaining yang dilakukan dalam proses pembagian kinerja (value appropriation) lebih dilandasi kompetisi satu dengan lainnya. Tantangan bagi manajemen IJV adalah menjaga keseimbangan kooperasi dan kompetisi antar mitra, atau interdependensinya. Studi ini meneliti pengaruh kekuatan tawar, kapasitas penyerapan, sehingga value appropriation baik appropriated relational rent maupun inbound spillover rent dalam IJV bisa terjadi. Disamping itu juga diteliti efek moderasi kepercayaan (trust) dalam value appropriation tersebut.Dari 112 responden manajemen puncak perusahaan IJV Indonesia-Jepang dalam industri otomotif, ditemukan hasil yang terpenting adalah bahwa value appropriation baik berupa appropriated relational rent dan inbound spillover rent hanya dapat diperoleh mitra lokal melalui pengembangan kapasitas penyerapan. Sementara itu kekuatan tawar melalui kontrol yang dimiliki maupun efek moderasi kepercayaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan untuk melakukan appropriasi kinerja. Implikasi terpenting yang dapat dikemukakan adalah bahwa tidak semua sumberdaya yang dikontribusikan ke dalam IJV dapat menjadi pengukur kekuatan tawar mitra lokal. Sumberdaya yang tidak memiliki appropriability, dominant design paradigm dan bukan complementary asset dari mitra yang lain, akan menjadi sumberdaya yang kurang bermanfaat dalam membangun kekuatan tawar. Implikasi manajerial yang terpenting adalah untuk memperbesar kapasitas penyerapan, karena hanya melalui kapasitas penyerapan maka mitra lokal dapat mengappropriasi kinerjanya, sedangkan untuk implikasi kebijakan pemerintah adalah agar pemerintah lebih fokus dalam mengembangkan infrastruktur, menyediakan sarana dan prasana pendidikan yang lebih baik, memperbaiki iklim investasi dan belajar saja ke negeri China atau India, bahkan ke Brazil, sehingga tidak perlu melakukan kesalahan yang sama..28 Nopember 2007
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
DMA 0083 | PSB lt.dasar - Pascasarjana | 1 |
Penerbit | Depok Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., 2007 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Stratejik |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | - |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |