Disertasi
Contagion, interdependence, & spillover effect, analisis komparasi krisis Asia dan krisis keuangan global melalui saluran keuangan, serta dampak dan respons kebijakan moneter di 5 Negara ASEAN, (DCC GARCH - GVAR MODEL)
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis komparasi krisis Asia dengan krisis keuangan global dalam aspek pola penularan (contagion, interdependence) dan spillover, baik secara intra dan inter asset price serta analisis respons kebijakan moneter. Pola penularan diestimasi dengan menggunakan model DCC-GARCH dari data harian, sedangkan analisis spillover dan respons kebijakan dimodelkan dengan menggunakan Global VAR (GVAR) dengan data bulanan. Periode analisis dari Januari 1995 sampai dengan Maret 2018. Hasil penelitian menunjukkan terdapat persamaan dan perbedaan pola penularan antara krisis Asia dengan krisis keuangan global. Beberapa persamaannya adalah; (i) perambatan shock intra asset price lebih besar dibandingkan inter asset price, (ii) terjadi common cycle yaitu penularan krisis cenderung terjadi dalam periode yang pendek dan berulang, (iii) terjadi interdependence pada nilai tukar, serta (iv) dari dua periode krisis, nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi paling tajam diantara mata uang negara ASEAN. Adapun perbedaan dari kedua krisis adalah; (i) pada krisis Asia, terjadi interdependence intra asset price pada suku bunga O/N, nilai tukar, serta interdependence terbatas pada indeks saham, kemudian terjadi juga interdependence semua asset price intra ASEAN. Pada nilai tukar, terjadi common trend intra ASEAN yaitu mengalami pergerakan searah dalam jangka panjang, kecuali dengan SGD tidak terjadi. (ii) Pada krisis keuangan global terjadi asimetri interdependence pada nilai tukar, dimana Interdependence negative yang terjadi sebelum GFC (mata uang ASEAN menguat dalam tahun 2005-2007) lebih kecil dibandingkan dengan interdependence positif yang terjadi saat krisis keuangan global, (mata uang ASEAN mengalami depresiasi). (iii) Pada krisis Asia, suku bunga O/N memiliki degree of co-movement paling besar baik intra dan inter asset price, juga intra ASEAN. Sementara pada krisis keuangan global nilai tukar menunjukan co-movement paling besar. Terdapat pertalian yang kuat antara nilai tukar dengan indeks saham, namun shock nilai tukar mempunyai efek yang lebih besar dan bertahan dalam jangka panjang. (iv) Diantara variabel riel, inflasi menerima efek limpahan paling besar pada kedua krisis, namun pada krisis Asia efeknya lebih eksplosif. Penurunan GDP saat krisis Asia lebih banyak disebabkan efek limpahan dari public debt, sementara pada krisis keuangan global oleh nilai tukar. (v) Respons kebijakan moneter Tight Money Policy pada krisis Asia lebih efektif dalam jangka panjang (1-2 tahun), sementara itu respons kebijakan stabilisasi pada krisis keuangan global lebih efektif dalam jangka pendek..11/01/2022
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
DEK 0107 | PSB lt.dasar - Pascasarjana | 1 |
D 553 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Program Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia., 2021 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Interdependence Asian crisis Global financial crisis Contagion Spillover intra inter asset price policy response |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | xvi, 304p, chart, tables, graphics, ills, 29 cm |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |