Logo

Pusat Sumber Belajar FEB UI

  • FAQ
  • Berita
  • Rooms
  • Bantuan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Inggris Bahasa Indonesia
  • Search
  • Google
  • Advanced Search
*sometimes there will be ads at the top, just scroll down to the results of this web
No image available for this title

Text

Studi Longitudinal Determinan Nilai Tambah Manufaktur Indonesia 1980-2015

Maddaremmeng A. Panennungi (Pembimbing/Promotor) - ; Teto, Columbanus - ;

Indonesia dalam 10 tahun terakhir sedang menghadapi gejala ?deindustrialisasi prematur?, akibat terlalu cepat bergeser dari sektor manufaktur menuju sektor jasa-jasa informal. Pertumbuhan nilai tambah manufaktur cenderung stagnan di bawah rata-rata ekonomi nasional sebesar 5%. Akibatnya kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus menurun dari capaian tertinggi 31,95% (2002) menjadi hanya 20,16% (2017). Dikhawatirkan jika kondisi ini terus berlanjut akan menyebabkan perekonomian nasional sulit untuk lepas landas, dan masuk pada jebakan pendapatan menengah (middle income trap) seperti yang dialami oleh Argentina maupun Afrika Selatan. Analisis determinan nilai tambah manufaktur pada Survei Industri Pengolahan Besar dan Sedang BPS 1980-2015 menunjukan rendahnya investasi modal tetap untuk mesin maupun peralatan merupakan penyebab utama dari peforma negatif tersebut. Mau tidak mau perusahaan masih bergantung pada sumber daya pekerja murah dengan produktivitas rendah. Namun kabar baiknya, peningkatan produktivitas dalam output per pekerja membawa dampak yang positif signifikan terhadap nilai tambah manufaktur, terutama pada perusahaan dengan investasi asing langsung. Menariknya penggunaan bahan baku domestik sebagai substitusi bahan baku impor secara umum ternyata lebih inefisien dari sisi biaya produksi, sehingga menekan marjin dari nilai tambah. Meskipun dampaknya terhadap penciptaan multiplier maupun stabilitasi makroekonomi bisa jadi cukup signifikan. Sedangkan apresiasi nilai tukar manufaktur riil membuat harga barang domestik menjadi lebih mahal dari impor, sehingga permintaan untuk ekspor maupun nilai tambah menurun.Ada Tabel


Ketersediaan

Call NumberLocationAvailable
11846PSB lt.2 - Karya Akhir1
PenerbitDepok: Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia 2019
Edisi-
SubjekEconomic growth
Manufacture
Value Added Manufacturing
Premature Deindustrialization
ISBN/ISSN-
Klasifikasi-
Deskripsi FisikXII, 65 p. ; diagr. ; 30 cm
Info Detail Spesifik-
Other Version/RelatedTidak tersedia versi lain
Lampiran BerkasTidak Ada Data

Pencarian Spesifik
Where do you want to share?