Disertasi
Essays on job-education mismatch: Evidence from vocational secondary school (SMK) graduates in Indonesia
Pendidikan adalah investasi penting dalam sumber daya manusia. Perluasan pendidikan tanpa penambahan kesempatan kerja akan berdampak buruk. Pendidikan harus selaras dengan kebutuhan pasar tenaga kerja untuk memaksimalkan sumber daya manusia. Jika hal ini tidak terjadi, maka akan timbul ketidaksesuaian antara pekerjaan dan pendidikan. Ketidaksesuaian antara pekerjaan dan pendidikan dapat menjelaskan fenomena pengangguran. Ketika tenaga kerja melebihi permintaan, tingkat pengangguran meningkat. Dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencari pekerjaan yang cocok atau menerima pekerjaan yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Studi ini berfokus pada ketidaksesuaian pekerjaan dan pendidikan di kalangan lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK), yang merupakan sumber pengangguran terbesar di Indonesia. Studi ini menggunakan data Sakernas tahun 2017–2019 untuk menyediakan analisis komprehensif tentang ketidaksesuaian pekerjaan dan pendidikan di kalangan lulusan SMK, dimulai dari prevalensinya, selanjutnya menyelidiki faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya, dan terakhir mengkaji dampaknya terhadap upah. Studi ini membahas tiga jenis ketidakcocokan pekerjaan-pendidikan: overeducation (ketika tingkat pendidikan melebihi yang dipersyaratkan), horizontal mismatch (ketika keterampilan berbeda dari yang dibutuhkan), dan real mismatch (mengalami overeducation maupun horizontal mismatch). Dengan menggunakan metode analisis jabatan, penelitian ini menemukan kasus ketidakcocokan pekerjaan-pendidikan, khususnya horizontal mismatch dalam kasus yang tinggi. Setelah mengendalikan endogenitas dan bias pemilihan sampel, penulis menemukan hubungan negatif antara ketidaksesuaian pekerjaan-pendidikan dan kepadatan pekerjaan, yang merupakan ukuran aglomerasi. Kepadatan pekerja yang tinggi efektif mengurangi resiko pekerja lulusan SMK mengalami ketidakcocokan pekerjaan dan Pendidikan. Analsisi sub-sampel pada lima wilayah aglomerasi di Indonesia—Jabodetabek, Gerbang Kertosusilo, Kedung Sepur, Mebidangro, and Sarbagita— mendukung hasil temuan utama. Jabodetabek adalah yang paling kurang efisien dibandingkan wilayah aglomerasi lainnya dalam mengatasi ketidakcocokan pekerjaan dan pendidikan pada lulusan SMK. Aglomerasi mempunyai peran penting dalam proses pencocokan pekerjaan dan pendidikan utamanya pada pekerja usia muda yang bekerja di sektor industri dengan jurusan teknik. Penulis juga menemukan bahwa ketidaksesuaian pekerjaan dan pendidikan mengakibatkan upah yang lebih rendah. Horizontal mismatch dan real mismatch mengakibatkan penurunan upah secara signifikan, sementara pekerja yang overeducated tidak terkena dampaknya. Studi ini juga menemukan bahwa real mismatched workers (mereka yang mengalami dua jenis ketidaksesuaian) mempunyai hukuman upah yang paling besar
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
D 613 | PSB lt.2 - Karya Akhir | 1 |
Penerbit | Depok Program Studi Pascasarjana Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia., 2024 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Wage Agglomeration Overeducation Job-education mismatch |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | xii, 160 p. : il. ; 30 cm. |
Info Detail Spesifik | Disertasi |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |