Pembelajaran Penanganan Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Systems Thinking
Penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang merebak ke berbagai negara sejak awal 2020, hingga kini belum ada yang bisa memastikan kapan akan berakhir. Pandemi COVID-19 telah merubah banyak hal secara luas dan sistemik. Ia merubah sistem perspektif, pola, dan perilaku manusia yang lama menjadi sesuatu yang baru dan butuh waktu cepat untuk bisa beradaptasi terhadapnya. Semua terkejut dan panik. Akibatnya, muncul pandangan yang beragam mengenai pandemi COVID-19 yang dipicu oleh berbagai faktor, seperti kepentingan politik, posisi media masa mainstream dan media sosial online sesuai kepentingan masing-masing, budaya dan kesadaran kolektif masyarakat yang terbentuk sebelumnya, pola pikir, informasi palsu (hoax) bahwa COVID-19 dan vaksinnya sebagai konspirasi baru, perbedaan persepktif dari para ahli kesehatan mengenai pandemi COVID-19 dan penanganannya. Beragam faktor pembentuk perilaku masyarakat di atas menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah di berbagai level, lembaga-lembaga otoritas yang berwenang, dan seluruh elemen masyarakat untuk memperisapkan diri menghadapi pandemi-pandemi lainnya di masa depan. Systems Thinking (ST) kini merupakan perspektif yang menginspirasi dan mengakui bahwa sistem terdiri dari struktur yang memiliki hubungan antar komponen dalam sistem tersebut dan hubungan perilaku dengan lingkungan sebagai sistem yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dapat terjadi proses interaksi timbal balik, baik dalam hirarki organisasi, hirarki sosial, hubungan timbul balik, aturan dan prosedur, alur dan rute proses, tingkat persetujuan, insentif dan kompensasi, maupun dinamika-dinamika lainnya yang memiliki kompleksitas dan konsekuensi logis masing-masing, baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan. Penanganan dan pengendalian serta pencegahan pandemi seperti pandemi COVID-19 dan penyakit menular-infeksi lainnya kedepan menuntut pemikiran yang lebih komprehensif, holistik, dan terukur mengenai hubungan dan interaksi berbagai komponen yang kompleks dan dinamis, seperti hubungan dan koordinasi antar lembaga pemerintah dan lembaga otoritas yang berwenang lainnya di berbagai level antar manusia, alam, dan lingkungan sebagai satu kesatuan sistem yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, pembelajaran penanganan pandemi COVID-19 dalam perspektif ST dapat meliputi beberapa cara, antara lain melalui sistem interaksi antar komponen dengan multifaktor, hubungan sebab akibat, model gunung es (Iceberg Tool), dan ST melalui pendekatan biomatriks. Model-model pembelajaran dalam ST yang dikemukakan di atas diharapkan secara berkelanjutan melatih semua pihak untuk berpikir kritis dalam melihat penyebab suatu bencana dari berbagai Jaktor. Apabila cara berpikir sistem ini berkembang luas dan terbentuk di setiap lembaga dan masyarakat, maka cara-cara saling menyalahkan satu sama lain. penyebaran hoax, ketidakdisiplinan tidak akan terjadi lagi seperti saat ini. Energi positip akan menguasai cara berpikir setiap orang dan menjadi karakter bagi siapa saja, mulai dari para pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya di berbagai level. Karakter yang dimaksud adalah kesadaran kolektif, pola pikir, mentalitas, kedisiplinan sehingga makin tangguh dalam menghadapi situasi-situasi dan perubahan yang sangat cepat pada masa-masa yang akan datang.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
PSB lt.2 - Karya Akhir (Majalah) | 1 |
Tidak tersedia versi lain