Studi Kasus FEB UI
Widi Puradiredja, pendiri dan pencipta lagu-lagu Maliq & D’Essentials, pada sebuah wawancara di suatu podcast di awal tahun 2023 menyatakan keresahannya mengenai keberlanjutan bandnya. Ia mengamati dari grup band 90-an yang satu angkatan di atasnya banyak yang sudah tidak membuat album baru. Jika ada, album tersebut tidak menghasilkan lagu hit. Dari pengamatannya, Widi menyadari bahwa kreativitas seorang musisi ada batasnya. Selain itu ia juga menyadari bahwa setelah sebuah band berumur puluhan tahun, penggemarnya akan berkurang dengan berjalannya waktu.
Popularitasnya juga semakin meredup. Memang setiap artis musik memiliki siklus hidup. Tantangannya adalah bagaimana memperpanjang siklus hidup tersebut. Maliq & D’Essentials (selanjutnya disebut Maliq) sendiri mengalami puncak kejayaan mereka di tahun 2009 ketika mereka merilis album ketiga. Setelah itu terjadi penurunan jumlah lagu hit yang dihasilkan oleh album-album mereka. Maliq sepertinya sempat bangkit ketika berhasil menciptakan lagu hit yang meledak dari singgel mereka yang berjudul Senja Teduh Pelita di tahun 2019. Namun setelah itu, album mini dan singgel mereka tidak ada yang berhasil mengulangi keberhasilan Senja Teduh Pelita.
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
CS-2024-02 | CELEB FEB UI | 1 |
Penerbit | Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia 2024 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Music industry Business planning |
ISBN/ISSN | 978-623-333-907-0 |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | - |
Info Detail Spesifik | Studi Kasus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas |