Text
Kurang tepat dan lengkap pertimbangan lingkungannya yang unik di dunia telah menyebabkan Indonesia terperangkap kondisi simalakama, buah bertuah tetapi keparat, yang menyediakan hanya dua pilihan serba salah: dimakan bapak mati, tidak dimakan emak mati. Sang anak dihadapkan pada alternatif serba salah ini akhirnya bunuh diri! Perangkap sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi yang memenjarakan bangsa ini terjadi akibat terobsesi pada dasar yang dianut tipologi lingkungan berbeda tentulah tidak akan menghasilkan solusi bagi tipologi lingkungan unik Indonesia. SoIusi haruslah memenuhi syarat yang berwawasan lingkungan yaitu (1) secara lingkungan berlanjut (environmentally sustainable), (2) secara ekonomik menguntungkan (economically profitable), (3) secara teknologi, terkelola (technologically manageable), dan (4) secara sosial dapat diterima (socially acceptable). Teknik dan teknologi pertanian yang selama ini diterapkan, bahkan dibanggakan itu, misalnya, ternyata tidak mengatasi tetapi menimbulkan masalah dampak yang bahkan akan melecut balik menyurutkan pembangunan pertanian itu sendiri. Bukankah banjir, longsor dan kerusakan lingkungan yang meluas pada waktu ini sebagian terbesar adalah karena konsep pertanian yang keliru bagi tipologi lingkungan yang unik itu? Indonesia menghadapi tantangan regional dan global, ekonomi, teknologi, dan budaya. Di tengah masyarakat dunia masa depan, bangsa Indonesia harus memiliki ketahanan demi kelangsungan hidup. Visi bidang teknologi yang akan memegang peran utama bagi ketahanan dan kelangsungan hidup bangsa adalah (1) elektronika, (2) sains materi, dan (3) bioteknologi. Ketiga bidang utama ini benar-bfmar harus dipersiapkan agar bangsa ini tidak hanya menjadi konsumen dari produk ketiga teknologi itu, tetapi ikut berperan, setidaknya bagi kepentingan konsumen kita sendiri. Ketiga bidang teknologi itupun harus berwawasan lingkungan Indonesia, yang memasukkan faktor tipologi dan kaidah ekologik serta lingkungan yang berlaku, keduanya adalah takdir, ti4ak dapat ditawar, diabaikan dan dilanggar tanpa memunculkan dampak berdampak lanjut. Visi teknologi masa depan yang tepat dan diperkaitkan pada kesesuaian dengan ekosistem unik ini harus menjadi dasar strategi revitalisasi bagian dunia Nusantara Indonesia, yang dikatakan semakin menjadi tua dan semakin cepat menua akibat faktor ulah manusia (antropogenik). Beberapa contoh degradasi lingkungan di Indonesia memperlihatkan betapa perlunya dipahami mekanisme yang bekerja dalam ekosis tem, yang selalu akan mengarah ke kemantapan dinamik. Kurang tepatnya persepsi dan wawasan barangkali adalah akibat dasar yang selama ini tidak berorientasikan pada ekosistem Indonesia sendiri. Banyak penelitian mengenai sumberdaya alam di Indonesia, tetapi dasar pijak yang digunakan berbau falsafah ilmiah yang dipompakan para pakar luar negeri yang kurang paham ekosistem Indonesia yang unik dan kurang dikenalnya. Sungguh tidak arif menyama-ratakan saja mekanisme ekosistem yang bekerja di daerah subtropik beriklim sedang dan dingin dengan yang di daerah nusantara tropik katulistiwa. Arnold Toynbee, menyatakan peradaban akan .runtuh jika masyarakatnya tidak mampu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. "It takes a long time to come up in life, but no time at all to fall down" kata Thomson (1994). Masyarakat Indonesia sedang giat membangun negara dan masyarakat secara besar-besaran, sedang berlangsung transisi dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Terpaan krisis dan dera kegagalan menjadi pelajaran pahit namun berguna. Bangsa Indonesia akan menjadi lebih arif dan lebih bijaksana dengan mengacu ke "golden rule" budaya tradisional: "Don't resist nature, yield to her command and accommodate"
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
PSB lt.dasar - Pascasarjana | 1 |
Penerbit | Jakarta: The Ary Suta Center 2010 |
---|---|
Edisi | Vol. 9 April 2010 |
Subjek | Industrialisasi degradasi lingkungan ekologi ekosistem tekonologi pangan |
ISBN/ISSN | 1979-7001 |
Klasifikasi | NONE |
Deskripsi Fisik | 17 p. |
Info Detail Spesifik | The Ary Suta Center Series on Strategic Management |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |