Text
Faktor-faktor penentu adopsi teknologi untuk meningkatkan kinerja unit bisnis; suatu studi empiris di PT PLN (Persero)
Meskipun sudah banyak teori tentang adopsi teknologi yang dirumuskan namun masih langka studi yang menunjukkan hubungan antara model-model tersebut dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan dalam lingkungan yang dinamis. Penelitian ini menginvestigasi faktor-faktor penentu adopsi teknologi dengan menghubungkan model ?TOE? dengan faktor ?Dynamic capability?. Studi ini menganalisa 9 hipotesis dan mengusulkan adopsi teknologi sebagai suatu kompetensi atau kapabilitas fungsional yang menghubungkan kapabilitas dinamik dengan kinerja perusahaan pada lingkungan dinamis. PLN dipilih berdasarkan konteks penelitian; (1) perusahaan berorientasi ?RBV? (2) Intensif teknologi dimana 87% asset berupa asset teknologi (3) proses adopsi teknologi terjadi baik ?top-down? maupun ?bottop-up? (4) perusahaan nasional dengan lebih dari 40.000 karyawan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Keseluruhan terdapat 62 item dengan 6 skala Lykert yang digunakan untuk menganlisa 5 variabel laten. Data yang terkumpul dianalisa secara statistik menggunakan SEM dengan dua tahap pendekatan memakai software LISREL. Empat faktor penentu diidentifikasi yaitu externalities, entrepreneurial leadership, resources readiness, dan absorptive capability. Menggunakan 518 responden mewakili 222 unit bisnis PT PLN (Persero), studi ini menemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara faktor-faktor penentu tersebut dan adopsi teknologi terbukti sebagai faktor penghubung antara absorptive capability dengan kinerja unit bisnis. Kemudian 2 dari 9 hipotesis ditolak dan model empiris menunjukkan ada 3 jalan adopsi teknologi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Ketiga jalan tersbut menyimpulkan bahwa hanya absorptive capability yang berdampak signifikan langsung terjadap adopsi teknologi. Itu berarti keberhasilan adopsi teknologi hanya akan tercapai jika suatu perusahaan mempunyai absorptive capability yang ekselen dengan didukung oleh ketiga faktor penentu lainnya. Tanpa kapabilitas dinamik seperti itu untuk mengelola sumber daya, adopsi teknologi tidak akan efektif dan tidak signifikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini juga menemukan tipologi organisasi dalam adopsi teknologi yang menjelaskan status adopsi teknologi dalam suatu organisasi akan dipengaruhi oleh 3 faktor penentu; absorptive capability, entrepreneurial leadership dan resource readiness. Menggunakan pengukuran matriks, studi ini mengidentifikasi 8 status teknologi adopsi di organisasi. Temuan lainnya adalah 4 tipe absorptive capability di organisasi. Berdasarkan tipologi tersebut, untuk mencapai adopsi teknologi yang berhasil mka organisasi harus berubah dari status ?optimum? menuju ?proactive? dengan nilai kinerja perusahaan paling tinggi. Berdasarkan kedua tipologi tersebut, penelitian ini menunjukkan bahwa kebanyakan unit bisnis PLN berada pada status teknologi adoption ?innovative? dan status absorptive capability ?bottom up?. .Printed Material.30/06/2015
Call Number | Location | Available |
---|---|---|
DMA 0177 | PSB lt.dasar - Pascasarjana | 1 |
Penerbit | Depok Universitas Indonesia., 2015 |
---|---|
Edisi | - |
Subjek | Absorptive capability Kinerja Perusahaan Adopsi Teknologi |
ISBN/ISSN | - |
Klasifikasi | - |
Deskripsi Fisik | xv, 285 p. : ill. ; 29 cm. |
Info Detail Spesifik | - |
Other Version/Related | Tidak tersedia versi lain |
Lampiran Berkas | Tidak Ada Data |